Berita Populer: Motor Listrik Ridwan Kamil Lolos Uji Tipe

Berita Populer: Motor Listrik Ridwan Kamil Lolos Uji Tipe

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 30 Agu 2019 07:47 WIB
Berita Populer: Motor Listrik Ridwan Kamil Lolos Uji Tipe
Foto: Istimewa/Humas Pemprov Jawa Barat
Jakarta - Beberapa motor listrik buatan Indonesia berhasil lolos uji tipe. Tak cuma Gesits, ada dua merek motor listrik yang sudah lolos uji tipe dan siap dipasarkan di Indonesia.

Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi yang ditemui usai Forum Perhubungan yang diselenggarakan detikcom bersama Kementerian Perhubungan di Hotel Harris Vertue, Harmoni, Jakarta, Kamis (25/8/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata Budi, merek motor listrik yang lolos uji tipe itu adalah merek motor baru, terutama buatan dalam negeri. Salah satunya motor listrik yang dipakai Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Berita soal motor listrik Ridwan Kamil yang lolos uji tipe menjadi berita populer otomotif pada Kamis (29/8/2019) kemarin. Selain itu, ada berita populer lainnya seperti mobil dinas menteri yang disebut sering rusak, perbedaan harga mobil di ibu kota baru, merek sepeda listrik yang kini punya motor listrik, hingga bedanya uji tipe kendaraan listrik. Berikut ulasannya.
Menurut Budi ada dua motor listrik baru yang lulus uji tipe. Keduanya yaitu SDR dari Bandung dan Selis dari Jakarta.

SDR merupakan motor listrik yang selama ini digunakan oleh PLN dan juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Diketahui, Ridwan Kamil membeli motor listrik SDR seharga Rp 35 juta.

Sementara Selis adalah merek yang selama ini dikenal sebagai produsen sepeda listrik.

Lulusnya kedua merek ini sesuai Permenhub Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor terbaru, yang diundangkan pada 24 April 2018, di dalamnya tercantum soal pengujian kendaraan listrik. Setelah lulus, kendaraan bisa dijual ke pasaran.

"Ini kan baru uji tipe jadi setelah lulus, setelah itu dia boleh memproduksi dan memasarkan," ujar Budi.

"Yang tidak lolos biasanya itu dulu yang uji coba perguruan tinggi, perorangan. Seperti Pak Dahlan Iskan dulu kan mengajukan nggak lolos kan kita ada aturannya," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama Budi menjelaskan sejak tahun 2010 hingga Agustus 2019 telah dilakukan 36 (tiga puluh enam) pengujian tipe terhadap kendaraan bermotor listrik dengan metode uji sama dengan kendaraan bermotor penggerak motor bakar (BBM) maupun hybrid (kombinasi BBM dan listrik), kecuali uji kebisingan, unjuk kerja akumulator listrik, perangkat elektronik pengendali kecepatan dan alat pengisian ulang energi listrik.

Di antaranya juga terdapat bus MAB dan mobil penumpang roda empat yang dipakai Taksi Blue Bird seperti BYD dan Tesla Model X 75 D.

Menteri pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini menggunakan mobil dinas Toyota Crown Royal Saloon warisan dari para pembantu presiden periode untuk menunjang pekerjaannya. Namun seiring dengan usia mobil yang sudah uzur, pemerintah memutuskan untuk mengganti mobil tersebut.

Kondisi mobil pun disebut sudah tidak prima dan beberapa kali kedapatan rusak. Hal itu dialami oleh beberapa menteri di era Kabinet Kerja. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo bahkan sempat bercerita jika Toyota Crown keluaran tahun 2009 tunggangannya itu sering mogok. Tjahjo bahkan terpaksa untuk menggunakan mobil patwal.

"Mobil dinas menteri yang saya pakai dalam acara resmi pembuatan kalau tidak salah 2009, sudah 10 tahun jadi mobil dinas. Mobil dinas Crown yang saya pakai masih bisa jalan dan dipakai, walau saya sering turun di jalan pindah ke mobil patwal karena mendadak mogok di jalan dan biaya perbaikan cukup mahal, walau kantor yang bayar," kata Tjahjo belum lama ini.

Hal itu tentu memunculkan pertanyaan tersendiri. Benarkah sedan kelas atas seperti Toyota Crown umurnya pendek dan rentan rusak? Padahal di beberapa negara termasuk Indonesia, mobil-mobil keluaran Toyota terkenal awet dan tahan lama.

"Tergantung kondisi penggunaanya juga, nggak cuma umur 10 tahun, kilometernya kemudian bagaimana penggunaannya selama ini itu kita harus tahu juga sih," ungkap Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy di MAJ Golf Senayan, Jakarta.

Saat pembelian mobil, pihak Toyota sebagai penyuplai kendaraan juga memberikan fasilitas berupa layanan servis gratis di diler-diler Auto2000. Tak ada keistimewaan bagi mobil para menteri ini ketika melakukan servis.

"Kalau untuk model yang baru itu kita memberikan free service 5 tahun, kalau model yang lama itu 3 tahun. Umumnya kalau melihat model sekarang mobilnya datang ke bengkel karena peralatan lebih lengkap dan lain-lain," tutur Anton.

Harga mobil di setiap daerah di Tanah Air berbeda-beda. Besaran pajak daerah yang membebani membuat harga mobil antara daerah satu dan lainnya berbeda. Ada yang lebih murah ada juga yang justru lebih mahal.

Bahkan kabarnya harga mobil antara Jakarta dan di Ibu Kota baru Kalimantan Timur bisa berbeda hingga Rp 50 juta. Benarkah demikian?

"Tergantung ya karena kan bagaimanapun ada macam-macam apa ada beda pajak, beda transportasi juga, penyesuaian itu pasti ada karena nyebrang laut dan lain-lain," tutur Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy di Jakarta.

Tak heran, beberapa dari mereka yang tinggal di daerah Kalimantan Timur ketika ditemui detikcom baru-baru ini mengaku rela untuk membeli mobil jauh-jauh ke Jakarta lantaran perbedaan harga yang cukup jauh.

Lantas jika nanti Ibu Kota sudah resmi pindah ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur (Kaltim) bisakah harga mobil di sana sama seperti Jakarta? Jawabannya belum tentu.

Anton mengatakan penentuan harga mobil sudah dirumuskan sedemikian rupa oleh para pabrikan karena adanya beberapa biaya penyesuaian. Sehingga jika nantinya Ibu Kota sudah berpindah pun maka bisa jadi harga mobil tak berubah banyak.

"Basicnya harga bukan naik turun ya, tapi kita melihat kompetisi di pasar tersebut. Kalau misal di kompetisi pasar tersebut kita harus menyesuaikan harga atau harus menurunkan harga ya kita harus menyesuaikan di pasar itu dan pasti memenuhi kriteria biaya logistik dan lain-lain," jelas Anton.

Selis merupakan salah satu merek kendaraan listrik yang turut meramaikan era kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Bersama Gesits, Viar, dan beberapa sepeda motor listrik lainnya, Selis mengisi segmen ini.

Namun merek yang punya kepanjangan nama sepeda listrik ini dulunya belum masuk di kategori motor listrik, melainkan sepeda listrik. Beberapa model yang dibuat pun memang lebih mendekati bentuk sepeda yang diberi motor listrik.

Tapi Selis kini sudah bertransformasi menjadi motor listrik. Dikatakan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, Selis sudah resmi menjadi motor listrik berbasis baterai.

"Selis dari tadinya sepeda listrik sekarang sudah bertransformasi jadi motor listrik, sudah lulus uji tipe dan siap diproduksi," kata Budi dalam 'Forum Perhubungan', yang diselenggarakan detikcom bersama Kementerian Perhubungan, di Hotel Harris Vertue, Harmoni, Jakarta, Kamis (25/8/2019).

Selis sendiri memiliki varian kendaraan listrik yang cukup lengkap. Mulai simple series, luxury series, sport series, golf cart, hingga special purpose vehicle yang memiliki atap dan beroda tiga. Selis merupakan merek lokal, 80 persen produksi Selis dilakukan di Indonesia dan 20 persen mengambil komponen dari China.

Merek ini juga dikabarkan bakal terlibat dalam pameran dan konvoi mobil dan motor listrik yang sudah lolos uji tipe, yang diselenggarakan pada hari Sabtu (31/8/2019).

Uji tipe kendaraan bermotor adalah pengujian yang dilakukan terhadap fisik kendaraan bermotor. Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor Departemen Perhubungan.

Ada perbedaan antara proses uji tipe kendaraan bermesin ICE (Internal Combustion Engine) dan kendaraan listrik. Dijelaskan Direktur Sarana Transportasi Darat Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Sigit Irfansyah, kendaraan listrik lebih sederhana soal pengujian tipe.

"Kalau di kendaraan listrik itu kita uji charging prosesnya seperti apa kita make sure kebenaran spesifikasinya. Kemudian ada juga uji akumulator listrik, sama pengendali kecepatan," kata Sigit ditemui wartawan, di sela-sela 'Forum Perhubungan', yang diselenggarakan detikcom bersama Kementerian Perhubungan, di Hotel Harris Vertu, Harmoni, Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Tak hanya itu, kendaraan bermotor listrik (KBL) nantinya juga akan mendapat pengujian dari segi kebisingan suara. Pasalnya, untuk kendaraan listrik yang beredar saat ini nyaris tanpa suara mesin atau suara knalpot seperti kendaraan konvensional, sehingga dikhawatirkan dari sisi keamanannya. Sebab kendaraan tidak bisa terdeteksi pengguna jalan lain.

Dijelaskan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, pada 2022 mendatang, setiap kendaraan listrik harus mempunyai suara buatan.

"Kemarin sempat jadi pertanyaan. Yang sudah diproduksi setahu kami belum ada suaranya. Jadi rencana kami nanti dalam PM terkait uji tipe ini kami akan berikan alokasi waktu 2 tahun. Setelah itu kami harap ada suaranya," kata Budi.

Selain tingkat kebisingan, Kemenhub juga menaruh perhatian terhadap durabilitas baterai, terutama jika baterai terkena percikan air, terutama bagi baterai yang posisinya terletak di bawah.

"Kemudian soal batas kecepatan motor listrik. Sampai sekarang kami lihat batas kecepatan motor listrik antara 60 km per jam. Ini juga harus dilakukan pengaturan," kata Budi.

Berikutnya menyangkut karakter electrical drive motor yang mencapai torsi tinggi pada rpm awal. "Jadi kalau di beberapa sepeda motor listrik, pada saat mesin sudah hidup, tarikan motor listrik kalau kita tak bisa mengendalikan agak lompat. Nah ini mungkin jadi perhatian kita dalam pembahasan," terang Budi.

Di luar pengujian itu, tidak ada yang membedakan antara pengujian kendaraan ICE maupun listrik. Kendaraan listrik, khususnya motor listrik juga harus melakukan pengujian rem, lampu utama, gas buang, radius putar, klakson, gas buang, berat kendaraan, kincup roda depan, speedometer, dimensi, dan konstruksi. Satu hal yang menjadi pembeda adalah, kalau di motor ICE harus ada yang namanya pengujian emisi gas buang.

Sampai 2021, Kementerian Perhubungan menargetkan alat pengujian untuk KBL di Bekasi sudah rampung semuanya. Sehingga bisa mendorong percepatan kendaraan listrik di Indonesia.

"Dan sebetulnya di Indonesia pengujian KBL semenjak 2010 sudah ada. Sejak itu hingga 2019, kami lakukan pengujian 36 kendaraan. 25 lolos, 11 belum lolos. Tapi yang ini belum termasuk pengujian kerja baterainya. Jadi masih seperti uji tipe KB biasa. Jadi masih banyak juga pengembang yang belum sesuai regulasi," terang Budi.


Hide Ads