"Angkanya masing-masing berbeda tapi yang sudah di-pipeline kira-kira hampir 4 billion USD," kata Airlangga di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (14/8/2019) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kemarin itu, yang sudah menghadap Menteri, Toyota. Yang sudah menghadap Presiden, Hyundai. Jadi dua itu aja ya, sudah lumayan besar. Ada beberapa juga yang memang menyatakan minatnya," kata Putu.
Menurut Putu, sebagian besar investasi akan digunakan untuk membangun fasilitas produksi kendaraan listrik. "Jadi untuk produk otomotifnya. Kayak misalnya Toyota akan membangun produksi kendaraan listrik di Indonesia, itu kan (mereka-Red) komitmen dua miliar USD (Rp 28 triliun)," terang Putu.
Untuk sementara, baru Hyundai dan Toyota yang menyatakan keseriusannya mengembangkan kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air.
"Yang lain baru diskusi dan melakukan kajian. Saat ini kami belum bisa spekulasi, tapi dari segi minat dan kajian-kajian yang dilakukan oleh multinasional bidang otomotif itu, arahnya bagus. Apalagi kalau kita bisa produksi baterai," terang Putu.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
Patwal Diminta Tak Arogan: Jangan Asal Setop Kendaraan-Makan Jalur Orang