Perilaku ini tidak semata-mata hanya salah dari mitra pengemudi roda duanya saja, para calon konsumen pun berperan menentukan tempat transaksi. Tentunya dalam kondisi ini bahu jalan tidaklah aman dan mengganggu ketertiban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keselamatan lalu lintas kedua pihak pun akan terancam mengingat keduanya berada di titik yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk berhenti. Pengguna kendaraan bermotor lain yang sedang melaju di sana bisa jadi tidak sadar terjadi penyempitan jalan akibat adanya kendaraan yang berhenti.
![]() |
"Bahanya karena volume badan jalan jadi mengecil, sementara ia tidak antisipasi penyempitan tadi yang mana sebelumnya dalam kecepatan tinggi. Dia pikir jalan tersebut masih lebar seperti jalan sebelumnya,. Kalau gagal antisipasi dia bisa hilang kendali," papar Jusri.
Oleh karena itu baik mitra pengemudi roda dua ojol beserta konsumennya diharapkan saling kontribusi demi menciptakan lalu lintas yang tertib dan aman. Usaha ini sebenarnya juga telah coba diterapkan oleh aplikator seperti Gojek.
"Gojek secara proaktif telah mengembangkan fitur di aplikasi yang memungkinkan driver dan pengguna untuk saling bertemu dengan mudah. Yakni dengan menyediakan informasi titik penjemputan yang disertai dengan petunjuk lokasinya. Untuk saat ini di tempat keramaian, Gojek juga sudah memiliki shelter dan pickup points yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna," ujar Vice President Corporate Communication Gojek, Michael Reza Say saat dihubungi detikcom.
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah