Namun, tidak semua konsumen menginginkan kedua teknologi kendaraan tersebut. Setidaknya menurut sebuah survei, lebih banyak konsumen yang percaya mobil listrik ketimbang mobil otonom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi ini menemukan bahwa Mobility Confidence Index untuk kendaraan otonom hanya 36 pada skala 100 poin. Bagian dari alasan skor rendah adalah bahwa orang mengatakan mereka tidak akan merasa nyaman mengendarai kendaraan otonom dan juga takut berbagi jalan dengan mobil yang bisa menyetir sendiri.
Setidaknya 71 persen konsumen khawatir kemungkinan kegagalan teknis atau gangguan pada kendaraan otonom. Juga 57% responden khawatir kendaraan otonom bisa diretas, dan 55% khawatir tentang kewajiban hukum kendaraan otonom setelah kecelakaan.
Sementara itu, penerimaan kendaraan listrik lebih tinggi dibanding mobil otonom dalam Mobility Confidence Index Study. Mobility Confidence Index untuk kendaraan listrik menunjukkan skor 55 dari 100 poin.
Beberapa konsumen menyukai manfaat positif terhadap lingkungan dari kendaraan listrik. Namun, sebagian responden tidak mau memilih kendaraan listrik lantaran khawatir dengan keandalannya dibanding mobil bensin. Konsumen juga khawatir dengan biaya, kurangnya infrastruktur dan berbagai masalah.
Namun, produsen kendaraan listrik menyiapkan jawaban terhadap kekhawatiran itu. Infrastruktur pengisian listrik diperbanyak dan daya jangkau kendaraan listrik diperpanjang hingga lebih dari 300 km sekali ngecas baterainya.
(rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Penjualan Mobil Anjlok, Pemerintah Minta Tak Sampai Ada PHK