Jika detikers ingat, mobil yang disebut terakhir, sudah beberapa kali wara-wiri di Indonesia. Mobil ini tengah dikulik oleh Kementerian Perindustrian, dan beberapa kali diuji coba.
Nah sekarang giliran kalangan media nasional yang mencobanya. Dibanding Prius standar, mobil ini jelas berbeda tampilannya. Meski sama-sama hatchback atau lebih dikenal dengan liftback, mobil ramah lingkungan ini berbeda dari pendahulunya Prius standar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagian lampunya terlihat lebih menarik dibanding Toyota Prius standar, dengan baterai yang terpasang di lantai kabin mobil. Selain ditopang desain yang canggih dan ekspresif, Prius Plug-In Hybrid EV mempunyai daya jelajah mode Electric Vehicle (EV) sepanjang 68,2 km.
Mobil ini juga dilengkapi alat quick charger dan hanya membutuhkan charger AC 100 V (6A) sehingga meningkatkan tingkat kenyamanan karena pengisian listrik mobil ini tidak memerlukan instalasi sirkuit khusus.
detikcom mencoba mobil Toyota Prius PHEV ini di sekitar QBIG, BSD City, Tangerang. Dari interiornya, mobil punya beberapa instrumen yang berbeda. Ada monitor energi kendaraan di bagian dasbor dan layar audionya, kita bisa memantau bagaimana kondisi energi mobil, apakah masih ada baterainya atau sudah habis. Tapi kalaupun habis baterainya, tenang saja karena masih ada mesin bensin yang bisa mengisi baterai itu lagi nanti.
![]() |
Bagian yang unik adalah transmisi mobilnya. Cukup kecil, dan butuh beberapa kali penyesuaian agar bisa mundur, pindah ke netral atau maju. Selain mode pengendaraan normal seperti Drive, Neutral atau Reverse, ada B Mode. B Mode ini untuk mempercepat proses regenerasi energi atau pengisian baterai. Jadi saat ngerem misalnya, kalau memindahkan ke B Mode baterainya kabarnya akan terisi lebih cepat dibanding pengereman biasa.
![]() |
Saat mobil kami coba, Toyota sudah mengisi baterai mobil dengan penuh, jadi kami tidak menggunakan mobil dengan mesin bensinnya. Karena dalam mode EV sepenuhnya, mobil saat melaju hanya mengeluarkan suara akibat gesekan ban dan aspal atau jalanan saja. Sangat senyap.
Instruktur di samping detikcom sudah memberikan aba-aba untuk ngebut. "Kick down saja gasnya mas," ujarnya.
![]() |
Tak lama-lama, detikcom langsung menginjak pedal gas habis sampai kecepatan 40 km per jam. Akselerasinya sangat spontan dan dalam hitungan kurang dari 5 detik sudah mencapai 40 km per jam.
Setelah itu si instruktur meminta detikcom melepas kaki dari pedal gas dan kemudian langsung menikung 90 derajat tanpa ngerem.
Waduh awalnya sempat ragu-ragu, karena di depan ada pagar, tapi voila! Mobil begitu nurut mengikuti tikungan tajam dengan sangat stabil. Hal ini terjadi karena Toyota sudah menggunakan platform TNGA (Toyota New Global Architecture) seperti C-HR. Mobil handlingnya sangat stabil saat di tikungan.
![]() |
Beberapa kali detikcom melintasi area test drive dan yang paling asyik memperhatikan kondisi energi di mobil. Bagaimana garis-garis di layar menunjukkan mobil sedang dicas baterainya atau menggunakan tenaga listrik memberikan pengalaman baru.
Saat dikendarai dalam mode listrik, Toyota mengklaim baterai cukup untuk 50 km dengan kecepatan maksimal antara 85 sampai 135 km per jam. Cukup kencang kan?
Sayang mobil ini kalau mau dicas harus di rumah dengan daya yang cukup tinggi. Karena kalau di rumah biasa dengan daya 2.200 watt bakal sangat lama sekali untuk mengecas sampai penuh.
Namun meski tidak dicas, mobil ini masih bisa menggunakan mesin bensinnya kok. Kira-kira kapan mau dijual resmi di tanah air ya?
Simak video 'Jajal Prius Plug-in Electric Hybrid si Mobil Senyap'
(ddn/dry)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah