Toyota Pamer Teknologi di GIIAS 2019, Targetnya?

Toyota Pamer Teknologi di GIIAS 2019, Targetnya?

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 09 Jul 2019 17:15 WIB
Mobil-mobil yang akan dipamerkan Toyota di GIIAS 2019 Foto: Toyota
Jakarta - Pameran otomotif akbar Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2019 tinggal menghitung hari. PT Toyota-Astra Motor (TAM) mengonfirmasi bakal menghadirkan teknologi terbaru yang diperkenalkan ke masyarakat Indonesia.

Vice President Director TAM Henry Tanoto mengatakan pada dasarnya alasan Toyota mengikuti pagelaran tersebut karena ingin mengenalkan teknologi terbaru yang dimiliki pabrikan Jepang ini.

"Untuk GIIAS sendiri Toyota akan ikut, karena event ini kita anggap sebagai salah satu event yang sangat baik untuk men-support industri otomotif nasional. Tahun lalu yang hadir itu 450 ribu pengunjung di acara GIIAS," ujar Henry di Jakarta, Selasa (9/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Event ini tidak hanya terbesar di Indonesia tetapi di Asia Tenggara, tujuan kita pertama ingin menginformasikan kepada seluruh masyarakat Toyota saat ini. Tidak hanya domestik tetapi global, mulai dari produk, teknologi dan lain-lain, kita juga membuka wawasan kepada masyarakat terkait mobility di masa depan," tambahnya.



Sebagai contoh semangat Beyond Technology diwujudkan Toyota dengan menghadirkan Beyond Technology Zone yang akan menampilkan CHR Hybrid, T5050 Hybrid, Prius PHEV GR dan Hybrid X-Ray.

Lebih lanjut, Toyota tidak menampik akan tetap menghadirkan layanan konsumen untuk mereka yang tertarik melakukan pemesanan kendaraan.

"Secara umum kita tidak pernah mentargetkan penjualan di GIIAS karena kita fokus sama branding. Tapi buat informasi, tahun lalu itu kita jualan sebenarnya 6.000 unit di GIIAS tahun lalu. Dan tahun ini berapa tergantung demand dari pasar bagaimana," ujar Direktur Marketing PT TAM, Anton Jimmi Siwandy dalam kesempatan yang sama.




Ia mengatakan kondisi pasar tahun ini berbeda. Namun tetap optimis bisa meraih angka yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.

"Harapannya trend nya bisa sama kaya tahun lalu. Tapi jujur saja itu berat. Soalnya dari Januari sampai Juni ini sudah jauh sekali di bawah tahun lalu. Seandainya anggaplah bulan Juli ke depan tahun lalu. Jadi total market tahun lalu itu akan sedikit lebih rendah," jelas Anton.


(riar/ddn)

Hide Ads