Oleh karena itu, pereli Indonesia Julian Johan ambil bagian dalam proyek tersebut bersama timnya untuk mencapai hasil yang baik. Johan akan mengambil alih pengembangan konstruksi sedangkan mahasiswa yang terlibat akan fokus pada sistem penggerak motor listriknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Johan menjelaskan lebih lanjut apa saja modifikasi yang ia butuhkan agar mobil tersebut mampu berkompetisi di kancah balap offroad internasional itu.
"PR-nya kalau kita lihat sekarang ini kita akan membuat ulang lagi framenya. Kita juga menyadari ini buatan mahasiswa dalam tahap awal belajar pasti masih banyak yang harus dibenahi. Mahasiswa akan dibantu langsung oleh modifikator yang sudah terbiasa membangun sasis tubular untuk balap," papar Johan.
Selain rangka, bagian paling penting dalam offroad adalah kaki-kaki dan tentunya keamanan. Konsep Neo Blits yang sudah menggunakan suspensi independen akan tetap dipertahankan namun dengan penyesuaian oleh tim balap Johan.
"Suspensi kita akan tetap menggunakan independen tapi mahasiswa akan mendapatkan guidance dari modifikator untuk menangani suspensi offroad," lanjut Johan.
Sebelum bersaing di Speed Offorad Rally Dakar 2020, Neo Blits berkesempatan untuk menjajal Kejurnas Offroad akhir tahun 2019 ini. Di sana Neo Blits akan turun sebagai eksibisi karena memang belum ada kelas offroad bertenaga listrik di ajang offroad nasional itu.
"Di akhir tahun ini, di salah satu seri kejurnas speed off road kita sudah bisa eksibisi. Di situ Neo Blits akan 'numpang trek' karena belum ada kelasnya untuk listrik," tukas Johan. (rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP