Uang sebanyak tersebut digunakan untuk mengembangkan trial dan eror agar bisa menjadi mobil listrik Neo Blits yang saat ini tampil di Indonesia International Motor Show (2019) JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Mulai dari Blits dulu termasuk gagal-gagalnya. Yang mahal itu R&D-nya. Kurang lebih hampir Rp 1,8 milar sampai Rp 2 miliar," ujar Pimpinan Proyek Blits, Sujono, pada Minggu (28/4/2019) di booth Neo Blits IIMS 2019.
Sujono menceritalan, tak jarang beberapa dari komponen tertentu mengalami rusak meski didatangkan dari luar negeri dengan biaya mahal.
"Karena ada beberapa part dalam negeri tidak ada, harus kami datangkan. Kemudian kadang baru datang kita coba langsung jebol juga terjadi sehingga ada beberapa biaya memang cukup tinggi," jelas Sujono.
Blits sendiri sejak pertama kali dibuat dikerjakan selama 9 bulan. Sedangkan Neo Blits yang dikembangan dari unit yang sama hanya membutuhkan waktu 1,5 bulan.
"Untuk blits dikerjakan kurang lebih 8-9 bulan tapi untuk Neo Blits ini untuk menyesuaikan sistem elektrik, merombak drivetrain nya, dan reasembling baterai kita selesaikan kurang lebih 1,5 bulan," pungkas Sujono.
Tonton video Motor Listrik Rakitan Anak Bangsa Unjuk Gigi di IIMS 2019:
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP