Misalnya, detikers sedang melakukan perjalanan jarak jauh entah mudik atau melakukan tugas. Mungkin detikers akan menemukan jalan dua arah sempit tanpa marka jalan dan tanpa lampu penerangan jalan. Kondisi seperti itu yang harus disikapi dengan benar.
Baca juga: 4 Kebiasaan Konvoi yang Salah Kaprah |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menyikapi lampu kendaraan dari lawan arah yang menyilaukan, biasakan diri mata mengarahkan ke marka jalan, ke bawah, ke sebelah kiri atau tengah. Tujuannya adalah tidak menangkap cahaya dari depan. Karena mata ini lebih mudah terpancing kalau ada cahaya datang, yang akhirnya kita silau. Tapi kalau membiasakan diri lihat ke marka sebetulnya itu hal yang mudah tapi belum jadi kebiasaan di orang, malah yang jadi kebiasaan ketika melihat lampu dari arah lawan, malah ditembak balik, itu yang bahaya," ujar Sony.
Untuk berkendara malam hari di jalanan tanpa marka jalan dan tidak ada penerangan jalan, Sony memberikan tips agar pengendara biasa menciptakan garis imajiner atau imajinasi. Garis imajiner itu dibayangkan sopir sebagai pengganti marka jalan di tengah.
"Kita pelajari reference point kendaraan, lebar berapa, panjang berapa. Garis imajiner itu membelah dua lajur, sehingga kita memosisikan kendaraan kita di posisi yang aman. Ketika berpapasan, ketika belok segala macam. Cara bikin imajiner, kita tahu dulu dimensi kendaraan. kita membiasakan membelah jalan jadi dua. Ketika ada marka berarti kita tahu jalan dibagi dua sekian. Mobil kita lebar sekian kira-kira muat atau nggak. Harus adaptasi dengan mobil itu sendiri," katanya. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah