Cara Aman Berkendara di Kegelapan

Cara Aman Berkendara di Kegelapan

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 12 Mar 2019 15:00 WIB
Fokus mengemudi. Foto: dok detikOto
Jakarta - Berkendara di malam hari menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian pengemudi. Suasana jalan yang gelap tanpa lampu membuat perjalanan semakin menantang. Kalau salah menyikapinya, berkendara di malam hari bisa-bisa berbahaya.

Misalnya, detikers sedang melakukan perjalanan jarak jauh entah mudik atau melakukan tugas. Mungkin detikers akan menemukan jalan dua arah sempit tanpa marka jalan dan tanpa lampu penerangan jalan. Kondisi seperti itu yang harus disikapi dengan benar.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sony Susmana, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), memberikan tips berkendara malam yang aman. Yang paling berbahaya, kata Sony, adalah lampu dari kendaraan lain di arah berlawanan yang menyilaukan. Menyikapi hal itu agar tidak menyilaukan, pengendara bisa memperhatikan marka jalan yang tercetak di aspal.

"Menyikapi lampu kendaraan dari lawan arah yang menyilaukan, biasakan diri mata mengarahkan ke marka jalan, ke bawah, ke sebelah kiri atau tengah. Tujuannya adalah tidak menangkap cahaya dari depan. Karena mata ini lebih mudah terpancing kalau ada cahaya datang, yang akhirnya kita silau. Tapi kalau membiasakan diri lihat ke marka sebetulnya itu hal yang mudah tapi belum jadi kebiasaan di orang, malah yang jadi kebiasaan ketika melihat lampu dari arah lawan, malah ditembak balik, itu yang bahaya," ujar Sony.



Untuk berkendara malam hari di jalanan tanpa marka jalan dan tidak ada penerangan jalan, Sony memberikan tips agar pengendara biasa menciptakan garis imajiner atau imajinasi. Garis imajiner itu dibayangkan sopir sebagai pengganti marka jalan di tengah.

"Kita pelajari reference point kendaraan, lebar berapa, panjang berapa. Garis imajiner itu membelah dua lajur, sehingga kita memosisikan kendaraan kita di posisi yang aman. Ketika berpapasan, ketika belok segala macam. Cara bikin imajiner, kita tahu dulu dimensi kendaraan. kita membiasakan membelah jalan jadi dua. Ketika ada marka berarti kita tahu jalan dibagi dua sekian. Mobil kita lebar sekian kira-kira muat atau nggak. Harus adaptasi dengan mobil itu sendiri," katanya. (rgr/ddn)

Hide Ads