Gegara Wanita, Ferrari Hampir Bubar!

Histori

Gegara Wanita, Ferrari Hampir Bubar!

Rizki Pratama - detikOto
Senin, 07 Jan 2019 15:50 WIB
Logo Ferrari Foto: Ari Saputra
Jakarta -

[Gambas:Video 20detik]



Setiap pabrikan mobil punya sejarah masing-masing. Ada kalanya mereka mengalami kondisi naik atau malah turun. Bagi produsen mobil sport Ferrari, masa suram itu boleh dibilang terjadi pada awal tahun 1960-an.

Pendiri Ferrari, Enzo Ferrari dikenal sebagai seorang yang otoriter dalam menjalankan perusahaannya. Seperti dikutip dari autoevolution, dengan gayanya menjalankan perusahaan tersebut, Enzo telah mengumpulkan banyak musuh yang ingin menggulingkan atau mengalahkan Ferrari dalam bisnis otomotif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada masa itu insinyur terbaik Ferrari melakukan pemberontakan dikarenakan metode kepemimpinan Enzo yang tidak disukai pekerjanya. Kata-kata yang sering diungkapkan Enzo adalah 'Jika Anda tidak suka di sini atau apa yang saya lakukan, Anda bebas melakukannya dengan cara Anda sendiri, tetapi di tempat lain'.

Enzo FerrariEnzo Ferrari, wajahnya sering disebut-sebut mirip pemain bola Jerman Mesut Ozil Foto: Istimewa/Ferrari

Hal ini juga yang kabarnya membuat Ferrari kedatangan pesaing baru. Ferruccio Lamborghini yang tidak suka dengan cara Enzo akhirnya mendirikan perusahaan Lamborghini.

Sikap keras kepala itu juga hampir membuat Enzo kehilangan perusahaannya dalam beberapa kesempatan dan pernah hampir menjualnya pada tahun 1961.

Setiap karyawannya yang menentang keputusan Enzo akan di-PHK yang mana pada akhirnya membuat pabrik mobil ini kehilangan banyak insinyur dan desainer handal mereka. Praktik ini sudah dilakukan selama beberapa tahun kepemimpian Enzo di Ferrari namun mencapai puncaknya pada tahun 1961, yang kala itu disebut Great Walkout.

Perseteruan Enzo dan karyawannya juga dipicu oleh campur tangan seorang wanita yang tidak lain istrinya, Laura Garello dalam pengambilan keputusan.

Keterlibatan Laura dalam urusan perusahaan di beberapa tahun sebelum terjadinya pemberontakan sudah dirasakan oleh salah satu Manajer Penjualan Ferrari, Girolamo Gardini yang sering berdebat dengan Enzo mengenai masalah ini.

Seiring berjalannya waktu perdebatan itu menjadi semakin panas hingga akhirnya Gardini memojokkan Enzo dan mengancam akan meninggalkan perusahaan jika Laura tidak dikeluarkan dari persamaan Ferrari. Jelas sekali Enzo akan menolak untuk memenuhi permintaan seperti itu dari salah satu karyawannya. Gardini pun dipecat usai melayangkan permintaan tersebut kepada Enzo.



Girolamo Gardini bukan satu-satunya yang menentang keterlibatan Laura dalam cara Ferrari menjalankan bisnisnya. Kepala pengembangan mobil sport Giotto Bizzarrini, kepala insinyur Carlo Chiti, manajer Scuderia Ferrari Romolo Tavoni dan lima orang penting lainnya juga mengirim surat bertanda tangan berisikan keluhan terhadap tentang campur tangan Laura dalam Ferrari.

Menyusul berita pemberhentian Gardini, orang-orang penting tadi ikut meninggalkan perusahaan pada Oktober 1961. Kehilangan beberapa eksekutif penting dalam perusahaanya, beberapa proyek Ferrari yang sedang dan akan dijalankan menjadi terbengkalai. Ada rumor yang mengatakan bahwa mereka sebenarnya dipecat oleh Enzo, di lain sisi ada juga yang mengatakan bahwa itu adalah keputusan bersama yang mereka buat sendiri.




Seiringan dengan mundurnya satu per satu orang penting yang menggerakkan Ferrari, masa sulit Ferrari juga terjadi di lintasan balap. Pada masa itu terjadi peningkatan insiden kecelakaan yang dialami oleh tim kuda jingkrak beserta pebalap mereka. Sebuah majalah dari masa itu bahkan menulis bahwa pabrik itu bukan apa-apa karena "itu dibangun di atas orang mati."

Pengemudi Grand Prix Ferrari, Eugenio Castellotti tewas dalam kecelakaan di sirkuit Modena Autodromo pada tahun 1957, sementara Fon de Portago kecelakaan dan meninggal sebulan kemudian di balapan Mille Miglia yang juga memakan korban beberapa penonton.

Deretan kecelakaan Ferrari di lintasan terus berlanjut pada tahun 1958, ketika Luigi Musso tewas di Grand Prix Prancis di Reims, sementara Peter Collins meninggal di sirkuit Jerman Nurburgring dalam kurun waktu beberapa minggu saja.

Meskipun Scuderia mengamankan gelar World Championship of Drivers and the International Cup for F1 Manufacturers pada tahun 1961, bayangan kelam kematian Wolfgang von Trips di Monza yang juga merenggut nyawa lima belas penonton tidak bisa dilepaskan.

Untungnya, semua peristiwa celaka masalah yang menimpa Ferrari ini tidak serta merta meredupkan namanya di kancah otomotif dan dunia. Justru dengan banyaknya cobaan tersebut Ferrari menjadi semakin kokoh dan stabil setelah berhasil melewati berbagai tragedi dari luar dan dalam perusahaan tersebut.

Tonton Juga: Ngebut bareng Ferrari 488 Spider

[Gambas:Video 20detik]




(rip/ddn)

Hide Ads