"Kalau motor listrik masih prototipe, kita ada join studi dengan NEDO nah itu terutama teknologi baterainya, bagaimana sistem swap baterainya seperti apa, terus kedua dari segi harga motor listrik kan lebih mahal dari motor bensin biasa, kalau negara lain dikasih subsidi tapi kita tidak mungkin memberikan subsidi itu," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto kepada wartawan di JCC Senayan, (Rabu, 31/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita dorong dengan insentif lain, kalau di otomotif PPnBM kita akan turunkan, nah itu juga kita lagi prototipe kan (motor listrik) sudah dijalankan hampir di 10 universitas nanti kita lihat dari hasilnya," kata Airlangga.
"Regulasi itu (insentif motor listrik) kan di Kementerian Keuangan nah itu bisa dalam bentuk perpres, ya sekarang sedang dibahas," ungkap Airlangga.
Pemerintah sendiri melalui Kementerian Perindustrian telah mematok target pada 2025 sudah ada 20 persen populasi kendaraan ramah lingkungan. Kendaraan tersebut nantinya akan tergabung dalam jenis kendaraan Low Carbon Emission Vehicle (LCEV). (riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
Patwal Diminta Tak Arogan: Jangan Asal Setop Kendaraan-Makan Jalur Orang