Secara garis besar, industri kendaraan listrik di Indonesia belum menemukan momentum kuat akibat aksi para stakeholder yang masih 'saling tunggu'. Dan dari 2 tahun ke belakang kita sebenarnya sudah mulai bergerak perlahan mem-booming-kan EV dengan beberapa jenis tapi masih belum terdengar banyak gaungnya. Belum ada knowledge dan adjust dari pemerintah. Namun kini pemerintah mulai bergerak dengan target yang sudah disusun para stakeholder.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga BBM yang kian meroket juga mempengaruhi keputusan masyarakat Indonesia untuk menggunakan kendaraan dengan bahan bakar alternatif. EV (Electric Vehicle atau mobil listrik) pilihan tepat. Tentunya dengan regulasi-regulasi yang jelas, insentif oleh pemerintah. Karena tanpa ada insentif yang diberikan oleh pemerintah, harga mobil listrik akan jauh lebih mahal ketimbang mobil konvensional. Sebab, semua teknologi yang tersemat dalam mobil juga canggih," ujar Sekretaris Jenderal Indonesia Automotive Society Andrew Gustaviano yang ditemui di sela-sela diskusi kendaraan listrik yang diadakan detikcom dan CNN Indonesia di Jakarta.
Dia merasa proses edukasi kendaraan listrik terhadap masyarakat perlu dilakukan terus menerus untuk membuka pandangan positif masyarakat terhadap EV. Memanfaatkan situasi harga BBM yang kian meroket, pertumbuhan industri otomotif tiap tahunnya bisa menjadi feedback baik dan hasil positif
"Semoga mobil listrik ini cepat terealisasikan, kalau perlu jangan tunggu 2030 kelamaan," ujarnya.
"Semoga mobil listrik ini cepat terealisasikan, kalau perlu jangan tunggu 2030 kelamaan," ujarnya.
Perwakilan dari Ladies Car Community (LCC), Rosliana menambahkan dalam waktu dekat aplikasi penggunaan mobil listrik belum siap dilakukan karena belum ada cukup fasilitas dan infrastruktur yang mendukung penggunaan mobil listrik.
"Dalam waktu dekat masih kurang ya karena sparepartnya masih belum banyak tersedia dan perlu kita pikirkan lagi. Ditambah lagi ketersediaan dan waktu pengisian daya yang lama akan menghambat pengguna kendaraan yang mobilitasnya tinggi," tutur Rosliana.
Berbeda dengan Rosliana dari LCC, Didit dari Auto Car Freedom Owner Community menyatakan harus siap dengan masuknya mobil listrik sebagai sarana transportasi di Indonesia. "Siap tidak siap harus siap kalau tidak ketinggalan dengan negara lain. Sebenarnya ini adalah teknologi yang bagus ya, teknologi tidak bisa dibohongi dan ini sangat bagus untuk mengurangi polusi udara dan juga hemat energi," ujar Didit.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?