5 universitas yang mengembangkan kendaraan listrik itu adalah ITS, UGM, ITB, UNS dan UI. Kemampuan mereka membuat kendaraan listrik dalam program Molina membuat kalangan luar tercengang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dari data Kementerian Riset dan Teknologi yang dipaparkan bulan Agustus lalu ke-5 universitas ini mendapatkan total dana sekitar Rp 89 miliar untuk pengembangan mobil atau kendaraan listrik.
Dana itu tergolong kecil untuk ukuran produsen mobil tapi bagi negara, mengeluarkan uang puluhan miliar tergolong besar. Proyek Molina sendiri menurut Agus sempat 'dibunuh' beberapa waktu lalu karena tidak ada kejelasan dari pemerintah, namun seiring perkembangan, kalangan akademisi malah diajak bekerja sama oleh Kementerian Perindustrian untuk mempelajari mobil ramah lingkungan seperti mobil listrik murni sampai plug in hybrid buatan Toyota dan Mitsubishi.
Agus sebelumnya mengatakan untuk pasar kendaraan listrik, Indonesia bisa memanfaatkan pasar yang besar di Australia, apalagi negara Kangguru itu sudah mendeklarasikan sebagai negara 'hijau. "Sangat aneh kalau pasar Australia diisi oleh Thailand," ujarnya.
ITB dalam sisi riset sudah membantu Kementerian Perindustrian mengembangkan komponen yang dibutuhkan untuk kendaraan listrik. ITB sudah bisa mengembangkan komponen yang dibutuhkan kendaraan listrik seperti motor listrik, inverter, baterai.
Motor listrik yang dikembangkan ITB bisa digunakan untuk roda 4, roda 2 atau malah roda 3. "Karena roda 2 dan 3 ini sebagai entry level untuk kendaraan listrik,"
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat