Kemampuan Indonesia Buat Mobil Listrik Sempat Ditertawakan Asing

Kemampuan Indonesia Buat Mobil Listrik Sempat Ditertawakan Asing

Dadan Kuswaraharja - detikOto
Kamis, 04 Okt 2018 14:33 WIB
Para pembicara dalam diskusi kendaraan listrik yang diadakan detikcom dan CNN Indonesia (Foto: Ari Saputra)
Jakarta - 5 Universitas bahu membahu mengembangkan kendaraan listrik. Kemampuan Indonesia membuat kaget kalangan asing. Soalnya kalangan akademisi Indonesia mengembangkan kendaraan listrik dengan dana yang minim.

5 universitas yang mengembangkan kendaraan listrik itu adalah ITS, UGM, ITB, UNS dan UI. Kemampuan mereka membuat kendaraan listrik dalam program Molina membuat kalangan luar tercengang.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami pernah diketawain oleh sebuah asosiasi riset otomotif Asia. (Mereka bertanya) Anda punya budget berapa? Sekian, impossible, tapi kami buktikan dengan 5 universitas. Malah kami sempat diembargo tidak boleh beli kendaraan listrik apapun karena dengan dana terbatas dan kapasitas yang ada kami bisa membuat komponen yang dibutuhkan untuk kendaraan listrik," ujar Ketua Laboratorium Konversi Energi Elektrik Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi dalam Forum Group Discussion Kendaraan Listrik yang diselenggarakan detikcom dan CNN Indonesia di Hotel Atlet Century, Jakarta, Kamis (4/10/2018).

Mobil listrik buatan ITSMobil listrik buatan ITS Foto: File Foto detikOto


Dari data Kementerian Riset dan Teknologi yang dipaparkan bulan Agustus lalu ke-5 universitas ini mendapatkan total dana sekitar Rp 89 miliar untuk pengembangan mobil atau kendaraan listrik.

Dana itu tergolong kecil untuk ukuran produsen mobil tapi bagi negara, mengeluarkan uang puluhan miliar tergolong besar. Proyek Molina sendiri menurut Agus sempat 'dibunuh' beberapa waktu lalu karena tidak ada kejelasan dari pemerintah, namun seiring perkembangan, kalangan akademisi malah diajak bekerja sama oleh Kementerian Perindustrian untuk mempelajari mobil ramah lingkungan seperti mobil listrik murni sampai plug in hybrid buatan Toyota dan Mitsubishi.



Agus sebelumnya mengatakan untuk pasar kendaraan listrik, Indonesia bisa memanfaatkan pasar yang besar di Australia, apalagi negara Kangguru itu sudah mendeklarasikan sebagai negara 'hijau. "Sangat aneh kalau pasar Australia diisi oleh Thailand," ujarnya.

ITB dalam sisi riset sudah membantu Kementerian Perindustrian mengembangkan komponen yang dibutuhkan untuk kendaraan listrik. ITB sudah bisa mengembangkan komponen yang dibutuhkan kendaraan listrik seperti motor listrik, inverter, baterai.

Motor listrik yang dikembangkan ITB bisa digunakan untuk roda 4, roda 2 atau malah roda 3. "Karena roda 2 dan 3 ini sebagai entry level untuk kendaraan listrik,"

[Gambas:Video 20detik]

(ddn/ddn)

Hide Ads