Dolar Menguat, Harga Moge Seken Ikut Naik

Dolar Menguat, Harga Moge Seken Ikut Naik

Luthfi Anshori - detikOto
Kamis, 13 Sep 2018 11:09 WIB
Motor gede (moge) seken. Foto: Luthfi Anshori
Bekasi - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang bahkan sampai menyentuh angka Rp 15.000 per USD 1 turut memberi dampak kepada sejumlah pelaku bisnis otomotif. Selain produsen motor skala korporasi, salah satu bisnis yang juga terkena imbas penguatan dolar ini adalah pedagang moge (motor gede) seken.

Seperti diketahui, moge yang dijual di Indonesia merupakan produk impor CBU (Completely Build Up), yang didatangkan secara utuh dari negara produsen. Sehingga, transaksi jual beli yang dilakukan mengandalkan mata uang dolar. Maka, moge baru maupun moge seken yang dijual di Indonesia, harganya sangat bergantung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentunya ada kenaikan harga mengikuti dolar ya. Kenaikan beberapa unit moge di tempat kami antara Rp 5 juta sampai Rp 10 juta," ujar Indrajaya, pemilik Classic Bikers Shop, kepada detikOto, di Bekasi.

Di garasi Indra yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda, Bekasi Timur, terlihat ada beberapa moge yang dijajakan. Mulai dari Harley-Davidson Street Glide, Honda Shadow, dan beberapa moge naked bike.



"Soal kenaikan harga moge sendiri, nggak banyak konsumen heran ya. Karena pada dasarnya harga moge seken itu sangat dinamis. Bisa berubah sewaktu-waktu (tidak selalu bergantung kondisi dolar)," terang Indra.

Selain harga moge yang naik, menurut Indra, harga suku cadang moge pun ikut-ikutan naik. "Karena suku cadangnya juga harus impor, maka ikut naik. Kenaikan harganya bisa mencapai 30 persen," tambah Indra.

Beberapa suku cadang moge yang harganya naik adalah CDI, regulator (kiprok), ban, hingga oli.

"Dari konsumen sendiri tidak terlalu banyak protes sih. Cuma beberapa ada yang kaget saja dengan kenaikan harga suku cadang tersebut," pungkas Indra. (rgr/ddn)

Hide Ads