Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), Jongkie Sugiharto ikut menanggapi hal tersebut. Di area pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 dirinya mengkritisi acuan pemerintah dalam mengkategorikan mobil mewah yang tidak boleh diimpor. Sebab, ukuran kapasitas mesin mobil yang menggunakan satuan sentimeter kubik (cc) tidak bisa dijadikan indikatornya.
"Begini deh, mobil seperti apa yang disebut mobil mewah? Apakah berharga Rp 1 Miliar sudah dibilang mewah, atau Rp 10 Miliar? Karena cc itu tidak bisa dijadikan acuan (untuk mengukur kemewahan suatu mobil) saat ini," katanya di ICE BSD, Tangerang, Senin (6/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, saat ini ukuran cc tidak bisa dijadikan parameter untuk menilai suatu mobil tergolong mewah atau tidak. "Kalau mau ya berdasarkan harga," tandasnya.
Jongkie juga mengatakan bahwa untuk volume, mobil mewah yang berharga Rp 1 Miliar ke atas masih sedikit di Indonesia.
"Saya sih oke saja, tak apa. Kita (Gaikindo) juga tidak keberatan karena pasar mobil tersebut juga kecil. Kalau ingin di setop, ya silahkan saja. Namun saya katakan ini pasarnya kecil sekali," tegasnya.
Sebelumnya saat acara Business Lunch di Jakarta beberapa waktu lalu, JK mengemukakan penghentian impor mobil-mobil mewah bertujuan menjaga neraca perdagangan Indonesia. Dirinya memandang langkah itu dapat menekan tingginya impor dibanding ekspor nasional, sehingga berujung pada surplusnya neraca perdagangan Indonesia.
"Ini akan diklasifikasikan untuk mengurangi impornya, saya malah mengusulkan sudah kita hentikan impor mobil yang di atas 3.000 cc," ucap JK.
Mobil mewah yang dimaksud, lanjut JK seperti Ferrari, Lamborghini dan mobil mewah lainnya yang berasal dari impor. (ruk/dry)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!