Pereli nasional sekaligus duta safety driving, Rifat Sungkar, mengatakan Mobil LCGC pada dasarnya adalah kendaraan yang didesain untuk di perkotaan. Kalau pemudik menggunakan mobil LCGC keluar kota, Rifat menyebut mereka harus mengetahui faktor risikonya.
Baca juga: Jalanan Lancar, Jangan Abaikan Kecepatan Ya! |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rifat melanjutkan, ukuran ban mobil LCGC juga cenderung lebih kecil. Padahal, jalanan di Indonesia masih banyak yang rusak, bahkan lubang jalan lebih besar daripada mobil LCGC.
"Jadi bisa dibilang faktor risiko menggunakan mobil LCGC untuk pulang kampung sangat tinggi," sebutnya.
Tak cuma mobil LCGC yang punya risiko tinggi, sebenarnya. Semua jenis mobil juga punya risiko. Karena, kata Rifat, bahaya di perjalanan bisa terjadi kepada siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Rifat mengimbau, apa pun jenis kendaraan yang digunakan, lakukanlah manajemen waktu dengan baik.
"Saya imbau agar Anda tidak terburu-buru, tidak tergesa-gesa saat melakukan mudik. Ada tiga hal yang perlu Anda perhatikan dan persiapkan dengan baik, yaitu preparation (persiapan), reaction (reaksi), dan anticipation (antisipasi)," ungkap Rifat.
Hal sederhana yang dapat Anda lakukan, seperti melakukan istirahat 15 menit setelah berkendara selama 3 jam untuk sekadar mengisi ulang tenaga dan menarik napas.
"Kita bukan robot dan itu adalah body hour kita. Jangan pernah memaksa dan ngotot. Istirahat itu alamiah. Lebih baik sabar sedikit daripada membahayakan diri sendiri atau orang-orang di sekitar," ucap Rifat. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah