Di BMW Group Indonesia sendiri hal itu dirasakan pada angka penjualan BMW seri X atau Sport Active Vehicle (SAV). Dibandingkan tahun 2016, kenaikannya sampai 21 persen dari total kontribusi penjualan BMW di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini karena ada banyak faktor, pertama adalah faktor ekonomi. Karena sekarang semakin membaik (perekonomian) dengan adanya tax amnesti yang sudah selesai serta ada faktor lainnya. Dan dari BMW sendiri kita juga meluncurkan banyak produk terbaru dari BMW X, mulai dari BMW X1 di akhir 2016, lalu fitur-fiturnya juga baru," lanjutnya.
Tapi memang, hal itu tidak bisa dikatakan secara detil karena belum ada penelitian lebih lanjut. Yang jelas, kenaikan tersebut jelas terlihat dari total angka penjualan yang tercatat.
"Karena untuk brand premium teknologi masih sangat mempengaruhi dan juga desain terbaru, inovasi, masih sangat memegang hal penting. Namun kalau detilnya, cukup sulit untuk dikatakan," kata Jodie.
Dengan kenaikan hal tersebut bukan berarti mobil premium atau mewah bisa bersaing secara langsung terhadap roda empat mass production ya, Otolovers. Soalnya, berdasarkan data Gaikindo pun tiap tahunnya kontribusi dari mobil seperti ini masih rata-rata di bawah satu persennya.
"Premium segment ini dari total penjualan di Indonesia masih di bawah satu persen, tapi ini masih terus berkembang sehingga bisa kita katakan masih ada perkembangan dalam hal pangsa pasar," tutup Jodie. (ruk/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah