Meski memiliki harta kekayaan Rp 4.289.787.787, Teten Masduki terhitung sebagai Menteri 'termiskin' di Kabinet Indonesia Maju. Dalam penelusuran detikcom ke laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) untuk seluruh menteri, harta Teten memang yang paling sedikit.
Teten yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi dan UKM diketahui melaporkan rincian harta kekayaan yang dimilikinya dimulai dari Tanah dan Bangunan, Alat Transportasi dan Mesin, Harta Bergerak lainnya, serta Kas dan Setara Kas.
Khusus untuk Alat Transportasi dan mesin, ada dua kendaraan yang didaftarkan Teten. Keduanya adalah Toyota Fortuner tahun 2014 dan Daihatsu Xenia lansiran 2011. Baik Fortuner maupun Xenia yang didaftar Teten itu, masing-masing diperoleh dari hasil sendiri.
Saat ini bila ditotal dua kendaraan yang dilaporkan Teten memiliki ditaksir punya nilai Rp 492.700.000. Rinciannya, Toyota Fortuner senilai Rp 392.700.000 dan Daihatsu Xenia Rp 100.000.000. Kedua mobil itu memang tidak terlalu spesial, apalagi tahunnya juga sudah tidak baru lagi. Dari seluruh harta kekayaan yang dilaporkan Menkop UKM itu, alat transportasi dan mesin tersebut memang bukan yang nilainya paling besar.
Masih dalam data yang sama, nilai harta paling besar adalah kas dan setara kas. Nilainya mencapai Rp 2.276.362.187. Kemudian harta terbesar kedua lainnya adalah Tanah dan Bangunan. Dari 12 tanah dan bangunan yang dimiliki Teten, nilainya mencapai Rp 1.302.435.000. Sementara Rp 218.290.600 sisanya merupakan harta bergerak lainnya. Dari keseluruhan harta itu, tidak ada utang yang dimiliki Teten.
Jika boleh membandingkan, harta Teten Masduki memang sangat berbanding jauh dengan menteri 'terkaya' Sandiaga Salahuddin Uno. Sandiaga yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) melaporkan memiliki total harta kekayaan senilai Rp 10.617.085.468.830. Maklum, pendapatan Sandiaga bukan hanya dari jabatannya sebagai Menteri. Ia juga diketahui memiliki bisnis yang bergerak di berbagai sektor.
Simak Video "Teten Dukung Warung Madura: Justru yang Harus Diatur Itu Jaringan Retail Modern"
(dry/din)