Menguji Si Jangkung Yamaha WR155R di Medan Off Road, Jor-joran Dibetot!

Menguji Si Jangkung Yamaha WR155R di Medan Off Road, Jor-joran Dibetot!

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 18 Agu 2020 15:14 WIB
Fun Adventure Yamaha WR155R
Tes Yamaha WR155R di medan offroad. Foto: Yamaha Indonesia
Jakarta -

Yamaha WR155R menambah segmen motor trail 150 cc di Indonesia. Sebagai langkah pembuktian, PT Yamaha Indonesia Manufacturing Motor memberi kesempatan awak media untuk menjajal langsung motor dual purpose ini di jalan raya maupun medan off road. Bagaimana keandalannya di lapangan?

detikOto jadi salah satu media yang mendapat kesempatan menguji coba WR155R di etape Flaghsip Store Yamaha Flagship Shop Cempaka Putih-Hambalang Hills-Goa Garunggang-Hambalang Hills-Pasar Bersih Sentul City. Dalam catatan odomoter trip, perjalanan yang bertajuk Fun Adventure ini menempuh rute sekitar 81,3 km.

Perjalanan dimulai dari Flaghsip Store Yamaha Flagship Shop Cempaka Putih, Jakarta Timur menuju Hambalang Hills, Bogor dengan total rute sekitar 52 km dan catatan waktu perjalanan selama kurang lebih satu jam. Bagaimana impresinya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jajal WR155R di jalur beraspal

Mulanya tester dengan tinggi badan 168 cm merasa 'terintimidasi' dengan tampilan jangkung WR155R. Di atas kertas, WR155R punya spek panjang x lebar x tinggi, 2.145 x 840 x 1.200 mm, dengan tinggi tempat duduk 880 mm, jarak terendah ke tanah 245 mm.

ADVERTISEMENT
Touring Yamaha WR 155rTouring Yamaha WR 155r Foto: Ridwan Arifin/detikOto

Posisi saat motor berhenti, pijakan kaki agak sedikit jinjit saat kedua kaki turun meski sudah menggunakan sepatu khusus trail. Namun, hal ini perlu beradaptasi, berdasarkan pengalaman, telapak kaki sempurna ke tanah bila salah satu kaki menggantung di footstep.

Oke saat duduk di jok bergaya YZ-Series yang ramping, badan pengendaranya tegap dan tangan membuka lebar. Dengan posisi berkendara commanding, jangkauan mata pengendara pun lebih luas, sehingga sangat membantu saat riding di tengah kemacetan atau saat ingin menyalip kendaraan lain.

Lanjut ke perjalanan. Touring kali ini ditempuh dengan santai, tapi sesekali gas dibetot guna memastikan seberapa cepat Yamaha WR155R bisa melesat. Kecepatan tertinggi pun rata-rata yang bisa dicapai berkisar antara 75 km/jam-85 km/jam, itu pun hanya sesekali, yang sebenarnya masih ada tenaga yang tersisa namun tak bisa digeber maksimal lantaran mengikuti alur iring-iringan.

Saat pengujian, tenaga WR155R tetap optimal di setiap rentang putaran mesin, terlebih transmisinya sudah 6 speed, sehingga nafasnya lebih panjang. Ini lantaran Yamaha WR155R memiliki akselerasi karena didukung teknologi VVA (Variable Valve Actuation) yang aktif di 7.000 rpm. Saat menghadapi jalanan ibu kota, dengan karakter stop and go, motor ini juga terasa lebih sigap. Manuver stabil, daya redam ketika menghantam jalan tak rata cukup andal. Satu yang menjadi catatan kami, saat motor digeber di kecepatan 80 km/jam ke atas, motor juga masih nurut dan minim getaran.

Betot Gas WR155R di Jalur Hambalang

Perjalanan mulai menantang detikOto untuk menguji handling yang stabil dan nyaman dari WR155R saat memasuki kompleks Hambalang, mulanya medan aspal mulus berganti dengan area pemukiman penduduk dan terkadang melewati area ladang.

Medan-medan tanjakan sudah mulai terasa di tempat ini, aroma tanah perkebunan menjadi sensasi tersendiri dalam perjalanan sambil menggeber WR155R kali ini.

Fun Adventure Yamaha WR155RFun Adventure Yamaha WR155R Foto: Yamaha Indonesia

Ada beberapa handycap yang cukup menarik untuk diselesaikan tantangannya. Mulai dari tanah gembur, jalur bebatuan, tanjakan hingga turunan curam untuk merasakan kenyamanan suspensi dan handling dari WR155R.

Tanjakan-tanjakan curam memang bisa dilalui, gas pun dibetot. Motor cukup beringas untuk menaklukkan jalur tanah, maupun pasir licin. Kendati ada efek suara meraung saat transmisi dipindah ke gigi kedua, motor ini bisa membuat pede rider saat melewati tanjakan curam.

Detikoto beberapa kali harus terjebak dalam lubang pasir, dan lumpur. Ban tahu yang relatif cukup lengket saat di jalan beraspal kondisi kering dan tikungan juga berperan aktif di medan offroad. Kemampuan tarikan bawah motor ini cukup andal melibas handycap jalur berlumpur.

Fun Adventure WR155R di Hambalang, BogorFun Adventure WR155R di Hambalang, Bogor Foto: Ridwan Arifin

Namun dengan bobot 138 kg--jadi yang terberat di kelasnya--, perlu waktu beradaptasi untuk beralih ke WR155R, terlebih jika terjatuh seperti yang terjadi di beberapa peserta fun adventure WR155R kali ini.

Untuk urusan suspensi, WR155R memang belum dibekali suspensi depan Upside-down seperti kompetitornya CRF150L. Meski demikian, di luar dugaan suspensi WR155R teleskopik dengan as sokbreker depan berukuran diameter 41 mm --terbesar di kelasnya -- ini tetap rigid di medan off road. Detikoto tidak merasakan gejala bottoming atau jedak-jeduk saat motor menghantam tantangan dengan keras, misalnya saat masuk ke dalam lubang atau jalur berbatu.

Konsumsi bahan bakar

Melewati jalanan berliku konsumsi bahan bakar WR155R terbilang irit. Menurut catatan di panel MID, konsumsi rata-rata bahan bakar sekitar 42,2 km/liter. Angka itu tentu masih bisa diperdebatkan. Sebab ada cara lain untuk menghitung konsumsi bahan bakar, yakni dengan metode full to full. Sayang, detikOto tidak sempat melakukan itu karena keterbatasan waktu.

Kesimpulan

Segmen motor trail 150 cc di Indonesia semakin ramai dengan kehadiran Honda CRF150L (2017) dan Yamaha WR155R (2019). Sebelum kedua motor ini eksis, segmen adventure ini hanya diisi oleh Kawasakai KLX 150 dan pabrikan lokal Viar, dengan model andalan Cross X 150. WR155 bisa menawarkan paket dan fitur kekinian, dan tentu menjadi banderolan paling mahal di antara kompetitor yang lain.

Dengan selisih harga Rp 2.450.000 dari CRF150L, WR155 menawarkan teknologi VVA, kapasitas mesin lebih besar, dan performa yang lebih unggul.

WR155R hadir dengan beberapa fitur yang lebih unggul untuk ukuran motor adventure. Misalnya pada bagian panel instrumen, lebih informatif dengan indikator penunjuk odometer, trip meter, rata-rata konsumsi bahan bakar, indikator transmisi, jam, dan posisi gear.

Yamaha WR155R menggendong mesin 155 cc, SOHC, satu silinder, 4 katup, yang bisa menghasilkan daya maksimum 12,3 kW di 10.000 rpm dan torsi maksimum 14,3 Nm pada 6.500 rpm.

Di sisi lain WR155R belum menggunakan suspensi Upside-down yang selain bisa mendongkrak kenyamanan juga penampilan.

Motor ini terasa begitu jangkung dan lebih berat, ditambah bagian setang juga tampak lebih panjang, sehingga posisi tangan lebih terbuka lebar. Namun posisi riding WR155R yang membuat 'jinjit balet' penggunanya bisa diakali dengan menyetel preload sokbreker belakang supaya lebih rendah. Selain itu memang perlu adaptasi, berdasar pengalaman, telapak kaki sempurna ke tanah bila salah satu kaki menggantung di footstep.

Final ratio juga beda dengan mesin New R15, jadi lebih narik di bawah, rupanya mampu menghantarkan WR155R melibas berbagai medan berat, berlumpur, berbatu dengan cukup mudah. Kopling dan perpindahan gigi tetap enteng meski tanpa assist slipper clutch, tenaga juga terus terisi di putaran menengah ke atas apalagi saat rpm sudah menyentuh 7.000 saat VVA sudah mulai aktif.

Data spesifikasi Yamaha WR155R

Mesin
Tipe mesin: Liquid cooled, 4-Stroke, SOHC, 4 Valves, VVA
Jumlah/posisi silinder: Silinder tunggal
Diameter x Langkah: 58,0 x 58,7 mm
Sistem bahan bakar: Fuel Injection
Volume Silinder: 155 cc
Perbandingan kompresi: 11,6 : 1
Daya maksimum: 12,3 kW/ 10.000 rpm
Torsi maksimum: 14,3 Nm/ 6.500 rpm
Tipe Kopling: Wet Type Multi-plate
Tipe Transmisi: Manual
Pola Pengoperasian Transmisi: 1-N-2-3-4-5-6
Sistem starter: elektrik starter
Sistem pelumasan: basah

Kapasitas
Kapasitas oli mesin: Total = 1,50 L ; Berkala = 0,85 L ; Ganti Filter oli = 0,95 L
Kapasitas tangki besin: 8,1 liter

Dimensi dan Berat
Panjang x lebar x tinggi: 2.145 x 840 x 1.200 mm
Jarak sumbu roda: 1.430 mm
Jarak terendah ke tanah: 245 mm
Tinggi tempat duduk: 880 mm
Berat isi: 134 kg

Rangka dan Kaki-kaki
Tipe rangka: Semi double cradle
Suspensi depan: Telescopic 41 mm
Suspensi belakang: Monoshock
Ban depan: 2,75-21 45P
Ban belakang: 4,10-18 59P
Rem depan: 240 mm wave disc
Rem belakang: 220 mm wave disc

Kelistrikan
Sistem pengapian: TCI/Transistor
Battery: YTZ4V
Tipe Busi: MR8E9.



Simak Video "Nyaman, Canggih, Ramah Lingkungan - Wuling Cloud EV Jawaban Kebutuhan Keluarga Masa Kini"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads