Tes Perdana Motor Listrik Trail Buatan Bandung

Foto Oto

Tes Perdana Motor Listrik Trail Buatan Bandung

Rizki Pratama - detikOto
Kamis, 05 Sep 2019 20:18 WIB
1.

Tes Perdana Motor Listrik Trail Buatan Bandung

Tes Perdana Motor Listrik Trail Buatan Bandung
Foto: Dikhy Sasra
Bandung - PT Arindo Pratama asal Bandung sudah siap memproduksi secara masal motor listrik terbarunya yang bernama E-Trail. Motor bergaya trail ini sudah dapat beroperasi dan tim detikcom pun berkesempatan untuk menjajalnya.

Memang saat ini E-Trail masih dalam tahap penyempurnaan sebelum benar-benar masuk ke lini produksi di pabrik. Beruntung saat detikcom berkunjung ke bengkel workshop PT Arindo Pratama di Bandung, meski motor tersebut belum dilengkapi lampu, klakson, dan instrumen informasi kendaraan. detikcom jadi yang pertama bisa merasakan motor listrik trail made in Bandung ini.

Bagaimana keseruannya, cek halaman berikutnya ya.
Sebelum masuk ke pengalaman berkendara di atas motor listrik ini, mari kita bahas dulu spesifikasi motor ini di atas kertas.

Mulai dari tampilan sekilas, tidak dipungkiri memiliki tampak seperti motor trail lainnya sebut saja seperti Honda CRF 230. Namun yang menjadi pembeda sudah pasti tenaga penggerak yang dimiliki. Motor yang disapa E-Trail ini menggunakan motor listrik, walhasil knalpot tak lagi ditemukan.

Soal dimensi, motor bergaya trail ini memiliki dimensi panjang 2050 mm, lebar 820 mm dan tinggi 1.140 mm. Sudah pasti meski motor ini berbekal listrik, motor ini memiliki DNA trail.

Karena memang sebagaimana fungsinya, motor listrik SDR E-Trail ini diperuntukan untuk menerabas medan offroad. Dan motor ini didukung ground clearance setinggi 300mm.

Sementara itu untuk bagian lainnya, motor listrik E-Trail menggunakan komponen yang cukup umum ditemukan pada motor bensin. Sebut saja menggunakan rangka baja yang ditopang oleh suspensi teleskopik di depan dan monoshock untuk di belakang. Selanjutnya motor lisrtik ini dibalut dengan ban depan berukuran 80/100-21 dan ban belakang 110/100-18.

Menariknya motor listrik ini tidak menggunakan hub yang terhubung pada pelek seperti motor listrik kebanyakan. Motor ini justru menggunakan rantai layaknya motor biasa dan memindahkan transmisi secara otomatis.

Meski lahir di Bandung, Jawa Barat, jangan meremehkan motor listrik ini. Karena motor ini juga bisa melesat hingga jauh. Dengan menyelipkan baterai lithium LiPo / 72V 30h. Baterai motor listrik SDR E-Trail ini mampu menyuplai tenaga untuk motor melaju sejauh 90 km dengan satu kali pengisian penuh.

Layaknya motor atau mobil listrik masa kini, motor listrik Made In Bandung ini juga memiliki pengisian daya dengan skema fast charging jika melakukan pengisian SPLU. Sementara itu saat melakukan pengisian baterai rumahan, motor ini bisa menggunakan charger input 220v/50hz yang menghasilkan 72v/ 20A dapat memakan waktu hingga 4-5 jam.

Tenaga yang dihasilkan dari motor listriknya adalah 5.000 watt yang menghasilkan tenaga torsi 11,5 nm. Hasilnya motor dapat dikebut sampai dengan kecepatan maksimun 110 kpj.

Motor ini pun juga sangat akrab dengan ketersediaan sparepartnya. kecuali baterai listrik dan controller, komponen lainnya sudah dapat diganti dengan komponen yang disediakan oleh pasar aftermarket sehingga modifikasi pun dapat dilakukan.

Setelah berkenalan dengan motor ini detikcom pun tak sabaran menjajalnya. Sayangnya dalam waktu yang singkat itu tak dapat ditemukan medan yang cocok untuk motor trail jadi keliling komplek sekitar rumah Pemilik PT Arindo Pratama saja yang berada di sekitar sana.

Untuk menyalakan motor ini tak perlu menggunakan kunci kontak. Terdapat sebuah switch yang tampak seperti tuas listrik rumahan. Setelah dipindah ke posisi nyala barulah motor dapat dinyalakan dengan menekan tombol stop engine yang terletak di stang bagian kanan.

Berbeda dengan motor bensin kondisi mati dan menyala motor ini nyaris tidak ada bedanya. Setidaknya pengendara tau listrik telah mengalir dengan aktifnya indikator keterangan sisa baterai di sisi kiri stang.

Untuk melaju cukup memutar tuas gas. Impresi pertama yang dirasakan motor listrik ini cukup responsif. Jika saat berhenti motor pun seakan tidak menyala lagi dan dapat melaju lagi dengan memutar gas.

Suspensi dan pengereman pun dirasa cukup nyaman untuk motor sejenis. Sayangnya pengalaman mencoba motor trail ini kurang maksimal karena menggunakan ban kasar di atas beton.

Baik saat menikung dan melakukan manuver tajam pun tak ada kendala yang membuat kepercayaan diri pengendaranya berkurang.

Satu-satunya kekurangan yang dirasa pada motor ini adalah sistem penggerak yang masih menggunakan rantai. Hal ini menyebabkan adanya kondisi seperti sedikit tersendat di kala motor mengalami akselerasi dan deselerasi.

Salah seorang teknisi SDR E-Trail ini pun mengakui hal tersebut dan memang sedang menyelesaikan masalah tersebut supaya lebih mulus ketika diproduksi. Penggunaan rantai rencananya akan dipertahankan karena memberikan durabilitas dan performa lebih baik pada medan yang berat.

"Ini masih prototype, saat jalan tambah kecepatan emang berasa jeglek karena pakai rantai. Pilih pakai rantai supaya lebih enak tenaganya dan tahan dibandingkan pakai belt seperi CVT," ungkapnya.

Selain hal tersebut menurut pengalaman detikcom motor ini sudah cukup aman terlebih lagi jika nanti sudah dilengkapi dengan lampu depan dan belakang, lampu sen, kaca spion, dan klakson.

Nah bagaimana detikers? Penasaran ngga dengan motor listrik ramah lingkungan buatan Bandung satu ini?

[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads