Siapa Bilang Motor Listrik Tak Cocok di Indonesia, Ini Buktinya

Ototest

Siapa Bilang Motor Listrik Tak Cocok di Indonesia, Ini Buktinya

M Luthfi Andika - detikOto
Senin, 24 Jul 2017 15:12 WIB
Siapa Bilang Motor Listrik Tak Cocok di Indonesia, Ini Buktinya
Foto: M luthfi Andika

Saatnya detikOto membuktikan ketangguhan Viar Q1 listrik. Sebelum benar-benar membuktikan, Viar sebelumnya menjanjikan Q1 bisa melaju hingga 60 km/jam dengan jarak perjalanan mencapai 60 km.

Pengujian detikOto kali ini dilakukan hingga 2 kali dengan 2 pengendara yang berbeda, dan tentunya dengan bobot yang berbeda. Pengendara pertama detikOto M Luthfi Andika, dengan berat badan 75 kg dan pengendara kedua detikOto Fayyas dengan berat badan 83 kg.

Berat badan jadi pertimbangan utama, karena bisa menentukan seberapa jauh motor listrik berlari. Karena jika berat badan semakin berat maka tenaga listrik yang dibutuhkan semakin besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengendara pertama melakukan pengujian dalam kota dengan menjalani jalanan mulai dari Tendean-Mampang-Kuningan-Warung Buncit Jakarta Selatan. Kondisi jalanan beragam mulai dari ramai lancar, hingga kemacetan parah.

Saat melintasi jalur dalam kota, keiritan super, senyap tidak ada suara, dan tubuh kecil dari Viar Q1 begitu membantu selama perjalanan. Tubuh mungil memungkinkan Viar bisa melintasi kemacetan dengan santai, saat berhenti di kemacetan motor listrik tidak bekerja sehingga tenaga listrik tetap terjaga.

Meski demikian di pengujian dengan orang pertama ini, detikOto merasakan kesabaran ekstra sangat perlu diperlukan. Karena mengendarai motor Viar Q1 ini rasa mengendarainya sangat berbeda dibandingkan dengan motor bermesin konvensional.

Motor listrik memerlukan step atau jeda untuk mendapatkan tenaganya. Ini sangat berbeda dengan motor bermesin konvensional yang sekali tarik gas performa langsung akan terasa. Meski demikian detikOto mampu melaju hingga 59 km/jam.

Kali ini pengujian kedua yang dilakukan detikOto Fayyas, dengan rute perjalanan Tendean Jakarta Selatan-Kali Malang Jakarta Timur. Berbagai kondisi jalan dilakoni, mulai dari menanjak flyover hingga kemacetan.

Pada pengujian kali ini Viar Q1 dirasakan sangat berbeda dibandingkan dengan motor matik lainnya. Jika biasanya memutar kunci ke arah ON lalu pencet starter atau engkol mesin motor agar menyala.

Sedangkan motor ini, harus memutar ke arah kiri (berlawanan jarum jam) untuk membuka jok, lalu mengarahkan saklar (mirip MCB) ke arah ON. Lalu memutar kunci lagi ke arah kanan untuk stand by. Setelah On kemudahan berkendara sangat terasa dengan cukup memutar tuas gas, roda belakang memutar dan bisa berjalan normal seperti motor pada umumnya.

Perjalanan kali ini dilakoni kurang lebih mencapai 20 KM. Selama perjalanan, ada dua flyover yang dilewati yaitu Tendean dan Pancoran.

Saat mulai naik di fly over, motor terasa lebih berat saat naik karena ditambah beban pengendara. Meski demikian sepanjang perjalanan, banyak pengendara motor dan mobil yang penasaran dengan Viar Q1. Tak sedikit di antaranya, menanyakan merek dan jenis motor yang saya gunakan, harga pasaran dan hingga batas maksimal kecepatan. Secara pribadi, motor listrik ini bisa saya geber pada kecepatan maksimal 58 km/jam.

Saat pengujian kali ini detikOto Fayyas mendapati kondisi baterai sebanyak 3 bar (dari 4 bar), daya tahannya habis 10 meter tepat depan pagar rumah. Alhasil, saya terpaksa mendorong sebentar untuk dimasukkan ke dalam rumah. Hal ini wajar, karena ini kali pertama diuji dan belum mengetahui kekuatan baterai yang dihasilkan.

Agar bisa digunakan lagi, saya pun charge motor tersebut pada jam 21.30 WIB. Baterai baru penuh pada jam 02.17 WIB. Hal ini sesuai yang diklaim Viar yakni harus mencharge baterai selama 5-7 jam untuk mencapai kondisi baterai 100 persen.

Bagaimana Otolovers, tertarik untuk memilikinya? Jika iya tentu tidak ada salahnya, karena ini menjadi model kali pertama motor listrik di Indonesia.

(lth/rgr)

Hide Ads