Di Indonesia, saat ini mobil listrik memang disarankan untuk digunakan di kota besar yang sudah jelas tersedia SPKLU-nya. Namun, kami tidak ingin melewatkan kesempatan menjajal Nissan Leaf untuk perjalanan luar kota.
DetikOto, menjajal Nissan Leaf ini dari Jakarta ke Bandung untuk mendapatkan data efisiensinya. Sebelumnya, perjalanan ini tentu kami lakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan mengikuti aturan PPKM yang berlaku.
![]() |
Perjalan kami mulai dengan kondisi baterai tersisa 90% dan estimasi jarak tempuh ada di 226 km jauhnya. Dalam perjalanan ini, gaya berkendara yang kami terapkan adalah dinamis dan sama sekali tidak menggunakan mode ECO.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesampainya di tujuan, ternyata kami menempuh jarak 143.3 km dengan durasi berkendara 2 jam 24 menit. Terlihat dari layar instrumen klusternya, baterai tersisa 41% dan jarak tempuh tersisa 121 km.
Berarti untuk perjalanan kali ini, dari baterai 90% dan tersisa 41%, Nissan Leaf ini menghabiskan sekitar 49% kapasitas baterai.
Nah, sekarang yuk kita hitung-hitungan kasar. Baterai Nissan Leaf dalam kondisi penuh 100% ada di angka 40 kWh. Berarti, jika digunakan 49%, maka dalam hitungan kWh kurang lebih ada di angka 20,4 kWh.
![]() |
Berarti, hitungan kasarnya, dalam perjalanan 143,3 km ini kami butuh 20,4 kWh. Lalu jika dihitung tarifnya, katakanlah listrik 1 kWh butuh biaya Rp 2.000, berarti 20,4 kWh hanya Rp 40.800.
Kesimpulan kasarnya, untuk perjalanan Jakarta-Bandung dengan jarak 143,3 km, Nissan Leaf ini hanya butuh biaya kurang lebih Rp 40.800. Angka segini jelas jauh lebih irit dibandingkan dengan mobil berbahan bakar bensin.
Omong-omong, tarif listrik di Indonesia saat ini beragam. Umumnya dari Rp 1.444 hingga Rp 1.644. Namun biaya tersebut di luar pajak dan biaya lain-lain.
Memang data perjalanan kami ini sangatlah irit dan efisien. Namun menurut kami, salah satu kelemahan dan hal yang membuat kami gamang ketika hendak membawa mobil listrik berjalan jauh adalah ketersediaan tempat pengecasan.
![]() |
Saat ini, di Jakarta dan beberapa kota besar di pulau Jawa sudah tersebar SPKLU dan kita dapat mengisi daya mobil listrik dengan sangat cepat.
Namun, jika dibawa ke kota yang belum tersedia SPKLU, maka akan sangat lama waktu yang dibutuhkan untuk mengisi daya mobil listrik ini. Selain itu, ketersediaan tempat pengecasan yang membutuhkan watt besar, sedikit sulit ditemukan jika tidak direncanakan.
Saran kami, sebelum hendak berjalan jauh menggunakan mobil listrik, pastikan jarak tempuh, durasi berkendara dan juga titik-titik pengecasan yang dapat digunakan.
(mhg/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP