Wuling Almaz Digeber Antar-kota, Kuat Nanjak?

Ototest

Wuling Almaz Digeber Antar-kota, Kuat Nanjak?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Senin, 11 Mar 2019 17:05 WIB
1.

Wuling Almaz Digeber Antar-kota, Kuat Nanjak?

Wuling Almaz Digeber Antar-kota, Kuat Nanjak?
Foto: Dok. Wuling Motors Indonesia
Sukabumi/Bandung - Pabrikan mobil asal China, Wuling Motors, kembali membuktikan eksistensinya di Indonesia dengan meluncurkan mobil baru. Setelah fokus di segmen MPV dengan meluncurkan Confero dan Cortez, Wuling kini mencoba peruntungan di segmen SUV.

Belum lama ini Wuling meluncurkan SUV pertama di Indonesia. Mereka beri nama SUV itu Almaz. Banyak keunggulan yang diklaim Wuling, tapi klaim saja tidak cukup. Kami harus mencoba langsung SUV pertama Wuling di pasar Indonesia yang diadopsi dari Wuling Baojun 530 di China tersebut.

Wuling Almaz disebut telah dirancang cocok untuk jalanan Indonesia. Fitur-fitur 'wah' di mobil ini akan memanjakan pengendaranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Salah satu fitur yang ditonjolkan Wuling Almaz adalah layar head unit berukuran besar, 10,4 inci vertikal. Layar besar tersebut malah mengingatkan kami kepada mobil listrik Tesla Model S yang punya headunit besar vertikal juga.

Sebelumnya, detikOto sudah mencoba Wuling Almaz sekilas di Sirkuit Sentul. Tapi, rasanya pengetesan singkat itu saja masih kurang.

Untuk membuktikan Wuling Almaz lebih jauh lagi, Wuling Motors Indonesia mengundang kami menguji coba mobil tersebut dari Jakarta, ke Sukabumi sampai Bandung. Rute yang dipilih terbilang beragam. Sesekali kami menemukan jalanan menanjak tajam seperti di jalur baru Loji menuju Geopark Ciletuh, Sukabumi. Apakah Wuling Almaz kuat menanjak? Berikut ulasan test drive Wuling Almaz mulai dari desain, kenyamanan, sampai performanya.
Secara keseluruhan, Wuling Almaz terlihat bongsor. Hal itu mencerminkan identitas Almaz sebagai mobil SUV yang siap melibas berbagai medan.

Di depan, Wuling Almaz tampil agresif dengan grille khasnya. Ditambah lagi dengan desain lampu utama dan DRL LED. Untuk lampu utamanya, Wuling Almaz pakai LED Projector jadi menambah terang ketika digunakan di malam hari. Lampu kabut berwarna kuning kecoklatan cukup membantu kami melibas jalanan Geopark Ciletuh pada malam hari.

Kesan SUV lebih kental lagi dari ground clearance yang cukup memadai. Ditambah dengan roof rail di atas serta desain atap mengambang alias floating roof. Pilar D mobil ini sewarna dengan kacanya sehingga atapnya terlihat mengambang.

Kesan mewah juga terlihat dari desain unik peleknya yang berukuran 17 inci dan handle pintunya. Apalagi, mobil ini sudah memiliki fitur keyless entry, cukup mengantungi remote dan menekan tombol di handle pintu maka kunci mobil akan terbuka.

Bumper belakang hadir dengan skid plate berkelir silver. Spoiler belakang dan antena shark fin turut menambah kesan sporty pada Wuling Almaz.

Ketika kami masuk ke kabin Wuling Almaz, kesan pertamanya adalah tampak mewah. Tata letak kabin disesuaikan dengan pas sehingga terlihat mewah untuk ukuran mobil seharga Rp 300 jutaan ini.

Di depan, dasbornya dibalut material lembut dengan jahitan khasnya. Dasbornya hadir dengan dua warna lapisan, bagian atas berwarna hitam, bagian bawah pakai lapisan warna putih. Dua warna itu juga mengalir sampai ke doortrimnya.

Handle pintu bagian dalam, list yang mengelilingi kisi-kisi AC, head unit, setir sampai persneling diberi sentuhan krom sehingga menambah kesan mewah.

Kemewahan semakin kental berkat hadirnya panoramic sunroof berupa atap kaca yang lebar sampai baris kedua dan bisa dibuka-tutup.

Joknya juga terbilang nyaman. Wuling Almaz pakai jok semi-leather.

Setir dibalut lapisan lembut juga. Di balik setir, terdapat layar MID berwarna dengan berkuran 7 inci. Layar tersebut mirip dengan punya Wuling Cortez. Informasi yang ditampilkan pun beragam.

Di bagian tengah ada layar headunit berukuran besar, 10,4 inci vertikal. Layar itu bisa terintegrasi dengan berbagai macam fungsi, bisa dihubungkan dengan smartphone hingga sebagai tampilan citra kamera 360.

Sebagai mobil SUV, Wuling Almaz harus menunjang kenyamanan pengendara maupun penumpangnya. Hal itu sudah terbukti dari kekedapan kabin sampai fitur-fitur yang memanjakan.

Ketika detikcom pertama kali masuk ke kabin Almaz dan menutup semua pintu mobil, suasana kabin langsung kedap. Kekedapan kabin itulah yang membuat perjalanan semakin nyaman karena tak terganggu bising dari luar.

Sudah senyap, ditambah lagi dengan musik yang dilantunkan dari sistem audio Infinity by Harman. Suaranya yang menggelegar dan terkesan 'renyah' membuat detikOto merasa dimanjakan saat berkendara maupun saat duduk sebagai penumpang.

Ketika menjadi pengemudi, kenyamanan pertama yang dirasakan adalah saat mengatur posisi jok. Tak perlu repot geser-geser, cukup menekan tombol maka kursi akan menyesuaikan. Ya, karena Wuling Almaz sudah dibekali dengan electric seat adjuster, khususnya di bangku pengemudi. Sebab, jok penumpang masih diatur secara manual.

Kenyamanan untuk pengemudi ditunjang lagi dengan fitur cruise control. Di jalan tol yang kecepatannya relatif stabil, pengemudi bisa mengandalkan cruise control agar mobil melaju stabil di kecepatan tertentu tanpa harus menginjak pedal gas terus-menerus.

Ketika detikcom mencoba duduk sebagai penumpang di baris kedua, rasanya nyaman. Legroom dan headroom sangat luas sehingga membuat penumpangnya nyaman. Terlebih, ketika bangku belakang hanya diduduki dua orang, bagian tengahnya bisa dijadikan sandaran tangan lengkap dengan cup holder-nya sehingga lebih nyaman lagi. Belum diketahui bagaimana jika bangku baris kedua diisi tiga orang full, mungkin kenyamanannya akan berkurang.

Di baris kedua juga ada ventilasi AC jadi tak perlu khawatir kepanasan. Tapi, suhu AC hanya diatur di layar head unit di depan.

Bagaimana karakter suspensinya? Mungkin ini yang harus diperbaiki di Wuling Almaz. Karena suspensi Almaz terbilang keras. Tapi positifnya, dengan suspensi yang keras membuat mobil lebih stabil tak ada gejala limbung. Untungnya, suspensi yang keras tersebut didukung oleh jok yang nyaman.

Sebagai informasi, Wuling Almaz dijual dengan harga Rp 318,8 juta on the road Jakarta. Untuk mobil dengan banderol segitu, Almaz terbilang banjir fitur.

Mobil ini dilengkapi dengan keyless entry. Kalau mau buka pintu, kantongi saja remote-nya dan tekan tombol di handle pintu maka kunci pintu akan terbuka tanpa repot-repot memencet tombol buka kunci di remote. Untuk menyalakan mesin, tinggal menekan tombol Engine Start Stop Button di balik setir sebelah kiri.

Aktifkan cruise control di palang setir sebelah kiri.Aktifkan cruise control di palang setir sebelah kiri. Foto: Rangga Rahadiansyah

Fitur lain yang ada di mobil ini adalah cruise control, power outlet untuk mengisi daya ponsel, electric seat adjuster untuk mengatur posisi jok pengemudi hingga sistem audio Infinity by Harman yang nyaring.

Kamera 360 di Wuling Almaz. Kamera 360 di Wuling Almaz. Foto: Rangga Rahadiansyah

Untuk head unit, Wuling Almaz disematkan smart multimedia dengan layar sentuh 10,4 inci. Apa saja yang bisa diakses dari head unit itu? Banyak!

Pertama, detikers bisa memainkan musik dari Bluetooth atau AUX, ada juga radio AM/FM, Wuling Link yang mengoneksikan ponsel dengan layar hiburan, sampai kamera 360 derajat ditampilkan di layar itu.

Untuk mengatur AC, pengaturannya ada di layar tersebut. Pengaturan lain seperti setting audio, window & light door control, Tire Pressure Monitoring System (TPMS) juga bisa melalui layar besar tersebut.

Selama perjalanan, kami memaksimalkan fitur Wuling Link. Fitur ini memungkinkan penghuni mobil melakukan mirroring dari ponsel ke layar hiburan. Jadi nantinya tampilan layar hiburan sama persis dengan yang di ponsel. Tapi tidak semua fungsi ponsel yang bisa dimainkan di layar hiburan ini. Hanya ada 10 aplikasi yang bisa digunakan seperti Google Maps, Gmail, Whatsapp, Instagram, Facebook, Line, Youtube, Google Search, Joox, dan Spotify. Wuling Link juga baru bisa digunakan oleh pemakain Android.

Wuling Link di Wuling Almaz. Wuling Link di Wuling Almaz. Foto: Rangga Rahadiansyah

Ketika menggunakan Wuling Link, layar head unit Wuling Almaz agak lama responsnya. Untuk mengetik pesan whatsapp pun agak delay. Begitu juga ketika kami ingin mencari alamat di Google Maps, atau mencari lagu yang ingin diputar di Spotify, masih lebih cepat ketika kami mencarinya langsung di ponsel ketimbang di layar headunit.

Yang diunggulkan lagi dari Wuling Almaz adalah kamera 360 derajat. Terdapat beberapa kamera yang ditanam di depan, belakang, dan di balik kaca spion sampingg mobil. Citra yang ditangkap kamera itu ditampilkan di layar 10,4 inci tersebut. Hasilnya, seperti ada kamera 'drone' dari atas mobil. Fitur ini cukup memudahkan untuk memarkir mobil atau saat dikendarai di jalanan sempit.

Untuk menunjang kemewahan, Wuling Almaz punya panoramic sunroof yang besar. Ukurannya mencapai 0,82 m2. Membentang dari baris pertama sampai baris kedua. Atap kaca itu bisa dibuka jika pengendara maupun penumpangnya ingin menikmati udara segar. Atau, saat malam hari cukup buka cover sunroof untuk menikmati indahnya langit malam.

Panoramic Sunroof. Panoramic Sunroof. Foto: Rangga Rahadiansyah

Wuling Almaz dilengkapi dengan Electric Parking Brake (EPB), jadi tak ada tuas rem parkir yang memanjang lagi. Cukup menekan atau mencukil tuas EPB untuk menggunakannya. Juga terdapat Automatic Vehicle Holding (AVH), fitur ini membantu saat mobil berhenti di tanjakan, mobil secara otomatis diaktifkan rem parkirnya ketika berhenti di tanjakan dan saat digas rem tersebut otomatis terlepas. Ditambah lagi dengan Hill Hold Control (HHC) yang berguna agar mobil tidak mundur ketika pedal rem dilepas saat berhenti di tanjakan.

Wuling Almaz Digeber Antar-kota, Kuat Nanjak?Foto: Dok. Wuling Motors Indonesia



Fitur keselamatan lain ada Electronic Stability Control (ESC), Anti-lock Braking System (ABS), Electronic Brake-force Distribution (EBD), dan Brake Assist (BA). Ada pula Emergency Stop Signal (ESS) yang mengaktifkan lampu hazard secara otomatis saat mengerem mendadak.

Tapi, Wuling Almaz hanya punya dua Airbag yaitu di sisi pengemudi dan penumpang depan.

Wuling Almaz menggendong mesin 1.500 turbo. Perangkat turbo dipasok oleh Honeywell. Wuling mengklaim mesin itu menghasilkan torsi terbesar di kelasnya. Di atas kertas, Wuling Almaz mampu mengirimkan tenaga sampai 140 daya kuda pada 5.200 rpm dengan torsi maksimal 250 Nm pada rentang 1.600-3.600 rpm.

Ketika detikcom mencoba dari Jakarta menuju Geopark Ciletuh, Pelabuhanratu, sampai ke Bandung, mesin 1.500 cc turbo yang digendong Wuling Almaz itu terbilang mumpuni dan masih bisa diandalkan. Tapi, gejala turbolag masih terasa.

Mesin 1.500 cc turbo itu dikawinkan dengan transmisi CVT dari Bosch dengan 8-speed manual simulation. Transmisi CVT tidak lemot-lemot amat. Penyaluran tenaga dari mesin masih memiliki respons yang terbilang baik.

Yang lebih enak lagi, pengemudi bisa memilih mode transmisi manual. Ketika tuas persneling di mode D, tinggal geser ke kanan maka transmisi bisa dioperasikan secara manual. Ini berguna untuk melibas tanjakan ekstrem.

Di jalan baru Loji menuju Geopark Ciletuh, kami harus melewati beberapa tanjakan ekstrem. Tanjakannya cukup tinggi dengan kemiringan yang ekstrem. Mungkin kalau pakai mode D saja mobil tidak merespons dengan baik untuk melintasi tanjakan itu. Maka itu, kami melibas tanjakan ekstrem tersebut dengan mode manual dan hanya pakai gear 1 untuk menanjak. Hasilnya, mobil berpenggerak roda depan ini mulus melintasi tanjakan ekstrem tersebut.

Ketika dipacu di jalan tol, kami mencoba pakai mode S. Dari mode D, tinggal geser tuas persneling ke belakang ke huruf S. Mode ini membuat mobil bermain di RPM tinggi sehingga lebih responsif. Selama perjalanan Jakarta-Sukabumi-Bandung, kami lebih banyak mencoba mode S karena terasa lebih responsif ketimbang hanya pakai mode D. Hasilnya mungkin lebih boros bensin.

Di hari pertama, kami menempuh perjalanan dari diler Wuling Arista Cengkareng ke Bogor, Geopark Ciletuh, dan finif di Hotel Inna Samudra Beach di Pelabuhanratu. Karakter jalannya beragam, ada jalan tol yang sedikit macet, tol yang cukup lancar, jalan naik-turun sampai tanjakan ekstrem tadi. Layar MID mencatat jarak tempuh hari pertama mencapai 242,7 km dengan konsumsi bahan bakar rata-rata 7,4 km/liter.

Sementara hari kedua, kami menempuh perjalanan dari Hotel Inna Samudra Beach di Pelabuhanratu sampai ke Bandung. Layar MID mencatat jarak 181,5 km dengan rata-rata konsumsi bahan bakar 7,3 km/liter.

Dalam satu mobil, kami bergantian mengemudi sebanyak tiga orang. Angka konsumsi bahan bakar itu didapat dengan karakter mengemudi yang berbeda-beda. Juga dengan kondisi jalan yang beragam.

Setelah menguji coba selama dua hari Wuling Almaz dalam perjalanan lintas kota, ada beberapa hal yang bisa disimpulkan. Dengan harga Rp 318,8 juta on the road Jakarta, Wuling Almaz punya kelebihan dan kekurangannya.

Berikut kelebihan-kekurangan Wuling Almaz berdasarkan penilaian detikcom.

Poin Plus:
- Desain gagah, mencerminkan karakter SUV
- Harga Rp 318,8 juta terbilang murah ketimbang SUV Jepang, meski masih lebih mahal dibanding DFSK Glory 580 yang paling mahal dibandeorl Rp 308 juta.
- Fitur melimpah, mulai dari fitur kenyamanan sampai keselamatan
- Interior mewah dan terasa nyaman, kenyamanan lebih saat duduk di baris kedua
- Paduan mesin 1.500 cc turbo dan transmisi CVT tergolong bisa diandalkan untuk digunakan perjalanan lintas-kota.

Poin Minus:
- Masih terasa sedikit turbolag
- Tak punya paddle shift untuk mendukung mode transmisi manual
- Suspensi agak keras ketika melaju di jalan rusak
- Hanya muat 5 orang penumpang, sementara pesaingnya sudah menawarkan kapasitas 7 orang penumpang
- Fitur Wuling Link terasa kurang responsif dibandingkan pakai HP langsung.


Hide Ads