Casey Stoner, eks pebalap Repsol Honda mengungkap kesalahan yang bikin Honda terpuruk di ajang MotoGP. Itu juga jadi salah satu pertimbangan Stoner cabut dari Honda.
Pabrikan Jepang itu bisa dibilang sedang berada di titik terburuk. Motor RC213V sulit dijinakkan dan malah berbahaya karena terus-terusan membuat para pebalapnya jatuh. Sebagai catatan, Honda kesulitan bersaing dan baru mencatatkan tiga kemenangan sejak 2020.
Dalam prosesnya, Marc Marquez memilih untuk menyerah. The Baby Aliens yang sukses mengantongi mahkota juara enam kali bersama Honda pindah ke Gresini Ducati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Luca Marini: Jangan Paksa Honda Jadi Ducati |
Menurut Stoner, awal mula Honda mendapat masalah ketika fokus pengembangan motor hanya berorientasi kepada Marc Marquez. Krisis Honda sangat dipengaruhi oleh Marc Marquez.
"Ini adalah alasan utama mengapa saya sendiri meninggalkan Honda," kata Stoner dikutip Gazzetta, Minggu (11/2/2024).
"Kami telah mencapai titik di mana tim mulai menjauh dari saya."
"Saya mencoba memperingatkan mereka, mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka terus mengikuti arah perkembangan Marc, dia akan menjadi satu-satunya yang mampu mengendarai motor itu, dan kecelakaan akan sering terjadi," tambah dia lagi.
Marquez tentu saja memenangkan kejuaraan MotoGP di tahun pertamanya pada 2013. Marc tercatat memenangkan gelar dalam enam dari tujuh musim pertamanya di kelas premier.
Stoner dan Marquez menjadi rekan satu tim MotoGP di Repsol Honda pada tahun 2013. Stoner lalu pensiun secara mengejutkan pada usia 27 tahun.
Stoner sejatinya bukan pebalap medioker. Dia salah satu legenda MotoGP. Dia berhasil menjadi juara dunia dua kali di dua tim berbeda, yakni Ducati (2007) dan Honda (2011).
Pebalap Australia itu gantung helm satu musim seusai menyabet titel juara dunia bersama Honda, tepatnya tahun 2012.
Rider Australia ini juga membagikan pengalamannya saat jadi penguji Honda RC213V dari 2013 hingga 2015, bersamaan dengan promosinya Marquez ke MotoGP.
Dia pun hengkang ke Ducati sebagai test rider di musim 2016. Tapi entah mengapa, dia melihat motor Honda jadi makin sulit dikendalikan. Stoner juga bilang bahwa The Baby Alliens-lah yang pintar menutupi kelemahan motor Honda.
"Dan saya benar, seperti yang ditunjukkan oleh hasil tahun 2015, namun mereka tidak mau mendengarkan saya dan malah memutuskan untuk memindahkan saya," jelas Stoner.
Honda sedang mengalami periode yang menyedihkan, dan performa motor mereka yang di bawah standar. Marquez berhenti dan pergi ke Gresini Ducati. Padahal, kontrak Marc Marquez dengan Honda masih berlaku sampai 2024.
Di musim lalu, Marc Marquez cuma sekali naik podium saat finis ketiga di MotoGP Jepang. Terakhir kali dia menang saat balapan MotoGP Emilia Romagna pada 21 Oktober 2021. Menurut Stoner itu bukan keputusan yang salah.
"Saya tidak menduganya, namun saya memahami bahwa dia telah pergi," kata Stoner.
"Dengan semua komponen tambahan pada motor ini, sangat sulit untuk memahami apakah dia atau Honda yang melakukan kesalahan."
"Pergi ke Ducati berarti memahami sendiri apa yang dia lawan dalam beberapa tahun terakhir dan melihat apakah dia bisa membuat perbedaan juga di sana,"
"Bukan pilihan yang buruk untuk pergi, dan saya pikir dia membiarkan pintu terbuka untuk kembali kepada mereka jika ada perubahan di Honda," tambah dia lagi.
(riar/lua)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP