Cerita Stoner saat Gabung Ducati: Motornya Kencang, tapi Beloknya Susah

Cerita Stoner saat Gabung Ducati: Motornya Kencang, tapi Beloknya Susah

Luthfi Anshori - detikOto
Selasa, 07 Mar 2023 17:57 WIB
Casey Stoner pakai nomor motor 1 di MotoGP 2008.
Casey Stoner berkisah tentang pengalaman pertama dia . Foto: Gareth Harford / Gold and Goose Photography.
Jakarta -

Casey Stoner adalah salah satu legenda Ducati. Sebelum Ducati pecah telur juara dunia bersama Francesco Bagnaia pada MotoGP 2022, Stoner adalah pebalap Ducati terakhir yang mampu juara di atas Desmosedici pada 2007. Bahkan perjuangan Stoner dinilai lebih berat, karena dia menggunakan motor yang kencang, tapi sulit belok.

"Ketika saya bergabung dengan Ducati itu sangat menyenangkan. Masuk tim pabrikan," terang Stoner dalam film dokumenter untuk MotoGP, dikutip dari Motosan (7/3/2023).

Stoner menambahkan, saat itu motor Ducati sangat bagus di atas kertas. Tapi tidak cukup bagus di lintasan. Stoner juga merasa menyesal telah hijrah dari Honda ke Ducati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

VALENCIA, SPAIN - NOVEMBER 06: Casey Stoner of Australia and Ducati Marlboro Team (L) and  Marc Marquez of Spain and Red Bull AJo Motorsport pose during the press conference after the qualifying practice of MotoGP of Valencia at Ricardo Tormo Circuit on November 6, 2010 in Valencia, Spain.  (Photo by Mirco Lazzari gp/Getty Images)Casey Stoner (kiri) Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

"Setelah menjalani lap pertama saya di atas motor, dan saya berpikir: 'Apa yang telah saya lakukan? Saya telah membuat kesalahan besar (dengan pindah ke Ducati)," bilang pebalap asal Australia itu sambil menjelaskan motor Ducati saat itu memiliki top speed yang mumpuni, namun sulit berbelok.

ADVERTISEMENT

Menurut Stoner, Ducati mengembangkan motor ke arah berlawanan dari pabrikan Jepang. Jika pabrikan Jepang membuat motor MotoGP yang ringan dan mampu bermanuver dengan baik, Ducati justru lebih mementingkan power.

"Ducati pergi ke arah yang berlawanan dan berkata: 'Kami tak terlalu peduli dengan sasis saat ini, mari kita coba membuat motor ini cepat di jalan lurus! Jadi kami berjuang sepanjang tahun mencoba membuat motor terus melaju," tambah juara dunia MotoGP dua kali itu.

Meski mengeluh, Stoner terbukti mampu juara bersama Ducati Desmosedici GP7. Rekan satu paddock Stoner, Loris Capirossi, mengakui kemampuan spesial Stoner tersebut.

"Bagi saya, motor itu memiliki banyak masalah, namun memberi kesan bahwa Stoner dilahirkan untuk mengendarainya," jelas Capirossi.

Stoner menimpali, saat itu Ducati tidak memiliki cukup anggaran. "Kami tidak mendapatkan sasis baru, suku cadang baru, mesin baru. Tidak ada," bilang dia.




(lua/din)

Hide Ads