Tidak semua pebalap bisa melakukan itu. Bahkan seorang Valentino Rossi pun sulit mewujudkannya ketika masih menunggangi Ducati.
Rossi bahkan hanya bertahan dengan Ducati selama dua tahun tanpa mengantongi gelar juara, di mana dua musim tersebut malah jadi salah satu yang terburuk pada sepanjang karier The Doctor. Terakhir yang bisa melakukan itu adalah Giacomo Agustini pada tahun 1972 kala menunggangi MV Agusta.
Lihat postingan ini di Instagram
"Kami saling berjanji beberapa waktu lalu: Kita akan menjadi juara dunia bersama. Saya menginginkan dan mencari kamu sejak pertama kali mendengar suara kopling 996 milik paman saya. Kami saling memilih, kami berjuang tapi kami saling memahami. Merah adalah bagian dari diri saya dan hari ini kita telah menulis cerita terindah," tulis Bagnaia di akun instagramnya.
Bagnaia juga membanggakan nama Ducati. Pebalap Ducati yang terakhir bisa merebut juara MotoGP adalah Casey Stoner pada tahun 2007.
Di sisi lain, menjalani seri pamungkas di Valencia bukan hal mudah bagi Bagnaia. Bahkan ia menyebutnya balapan terburuk dirinya sepanjang musim. Sempat bertarung untuk bisa merebut posisi terdepan, pada kenyataannya posisi Bagnaia terus melorot.
Kata anak didik Valentino Rossi itu, satu hal yang membuatnya kesulitan adalah usai kehilangan winglet ketika bersenggolan dengan Fabio Quartararo.
"Ini tidak mudah karena kehilangan winglet setelah bertarung dengan Fabio. Setelah itu semuanya jadi mimpi buruk. Saya berusaha bertahan lap demi lap. Tapi itu sulit dilakukan dan rasanya garis menyentuh garis finis lama sekali," ungkapnya.
Pada akhirnya Bagnaia harus puas finis ke-9. Namun demikian, sang rival utama Fabio Quartararo juga hanya finis ke-4. Bermodalkan posisi ke-9, sudah cukup bagi Bagnaia mengantongi gelar juara MotoGP 2022 di Valencia.
Simak Video "Video Kemenangan Spesial Marquez: Motor Italia, Tim Italia, di Sirkuit Italia"
(dry/din)