Jorge Martin kalah saing dari Enea Bastianini soal perebutan kursi pebalap pabrikan Ducati. Meski tak menjadi tandem Pecco Bagnaia, Martinator tetap membalap di Ducati Pramac dijanjikan gaji, dukungan teknis, dan fasilitas yang sama dengan Enea Bastianini.
"Yah, (saya merasa) sedikit kecewa setelah keputusan itu," kata Martin.
"Bukan karena mereka memilih Enea, karena pasti dia pantas mendapatkannya, maksud saya dia memenangkan tiga balapan sehingga levelnya luar biasa," ungkap Martin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Martin hanya bilang dia mendapat kesepakatan yang bagus musim depan, meski dirinya membela tim Pramac. Rider kelahiran 1998 ini berharap bisa diberikan dukungan maksimal untuk bertarung di lintasan.
"Saya akan mengambil kesempatan saya untuk membuat sejarah di Pramac, mencoba untuk memenangkan kejuaraan tahun depan pasti," ujar dia.
"Saya hanya berharap jika saya memiliki kesempatan dan saya bertarung dengan Pecco atau Enea tahun depan, mereka memberi saya dukungan yang sama sehingga saya bisa bertarung dengan alat yang sama," sambung Martin.
Jika durasi kontrak Enea Bastianini, dan Pecco Bagnaia diumbar. Martin memilih untuk merahasiakannya. Dia tak menyebut berapa lama kontraknya akan habis dengan Ducati Pramac.
"Saya tidak tahu. Anda dapat berbicara dengan manajer saya," kata dia.
Tetapi dari komentarnya yang lain, tampaknya itu hanya kontrak satu tahun, untuk 2023, meskipun dengan opsi perpanjangan.
"Saya akan tinggal di sini selama satu musim lagi dan kemudian kita lihat saja nanti," kata Martin.
Pembalap muda Spanyol itu juga mengkonfirmasi, dia sudah berbincang dengan pabrikan lain sebelum menandatangani kembali kontrak dengan Ducati. Perlakuan ini juga bakal diulang Martin di masa depan.
"Yang pasti saya mendengarkan semua orang... Kami mendengarkan pabrik lain dan kemudian saya memutuskan untuk tinggal bersama Ducati selama satu tahun lagi, tetapi untuk masa depan apakah bakal sama, bukan?""
"Saya ingin bertahan di Ducati. Saya juga ingin pergi ke tim pabrikan karena itu adalah impian saya. Tapi saya pasti akan mendengarkan pabrik lain juga. "
Jika Martin benar-benar ingin pindah akhir musim depan, satu-satunya kursi pabrikan yang bisa diperebutkan adalah kursi Monster Yamaha milik Franco Morbidelli bersama Fabio Quartararo. Kontrak pembalap Italia itu akan berakhir pada akhir tahun depan.
Martin sempat ingin pindah setelah dirinya kerap jatuh. Di awal musim 2022, bahkan dia crash tiga kali dari 5 balapan.
"Pada awal musim saya merasakan banyak kepercayaan dari Ducati pada saya. Maksud saya, kami berbicara tentang masa depan dan menjadi [di] tim pabrikan untuk tahun depan," kata Martin.
"Tetapi kemudian di beberapa titik saya mulai mengalami krisis atau kesulitan, beberapa cedera."
"Jadi mereka mulai sedikit kehilangan kepercayaan [pada saya]. Saya merasa mereka mundur selangkah dan pada saat itu pasti saya mendengarkan pabrik lain dan saya bahkan berpikir untuk pindah," jelas dia.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah