Morbidelli Cs Jeblok, Quartararo Bantah Motor MotoGP Yamaha Butut

SPIELBERG, AUSTRIA - AUGUST 20: Fabio Quartararo of France and Monster Energy Yamaha MotoGP Team rounds the bend during the MotoGP qualifying practice during the MotoGP of Austria - Qualifying at Red Bull Ring on August 20, 2022 in Spielberg, Austria. (Photo by Mirco Lazzari gp/Getty Images) — Fabio Quartararo (Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp)

Jakarta -

Franco Morbidelli, rekan setim Fabio Quartararo di Yamaha Monster Energy belum bisa tampil oke. Andrea Dovizioso dan Darryn Binder juga setali tiga uang, kedua pebalap Yamaha itu berada di luar 20 besar klasemen sementara MotoGP 2022.

Hanya Fabio Quartararo yang bisa menyelamatkan muka Yamaha. El Diablo memimpin klasemen sementara MotoGP 2022 dengan 200 angka.

Franco Morbidelli pun belum bisa menunjukkan statusnya sebagai runner up MotoGP 2020. Murid Valentino Rossi itu baru mengumpulkan 26 poin, membuatnya harus puas berada di posisi 19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andrea Dovizioso dan Darryn Binder pun juga kesulitan. Rider Satelit Yamaha itu bahkan berada di luar 20 besar klasemen MotoGP.

Kok hanya Quartararo yang terdepan? Quartararo membantah motor Yamaha hanya didesain untuknya. Rider 23 tahun ini bilang motor Yamaha bisa cepat buat siapapun.

"Mereka tidak membuat motor hanya untuk aku, siapapun juga bisa cepat pakai motor ini. Tahun lalu Maverick Vinales bisa menang di Qatar," kata Quartararo dikutip dari situs MotoGP, Kamis (1/9/2022).

Rider Prancis ini mengungkap harus mengubah gaya balapnya jadi lebih agresif. Kalau terlalu lembut dinilai tidak cocok dengan YZR-M1.

"Memang benar aku satu-satunya rider yang bisa mengendara motor ini. Tapi 2019 harus membawanya super lembut, tapi sekarang berbeda, aku mendorong motor ini sampai diriku mencapai batasnya mungkin dari luar terlihat santai, tapi sebenarnya berbeda, aku lebih agresif. Ini hanya satu-satunya cara untuk bisa mengendarai Yamaha," tutur dia.

Dalam pandangan Quartararo, mesin motor YZR-M1 miliknya perlu lebih banyak tenaga. Dia mengakui tenaga motornya kalah jauh ketimbang lawan-lawan yang menggeber motor Ducati.

"Kami jalan di tempat dan ini bikin hidupku super sulit. Pada dasarnya, jika berkendara sendiri, aku bisa super cepat. Namun, sekalinya berkendara dalam kelompok, akselerasi kami di trek lurus sangat tertinggal dan usaha menyalip jadi mimpi buruk sehingga aku harus ambil risiko tinggi," sambung Quartararo.