Perfoma tim Suzuki Ecstar dalam dua seri MotoGP cukup mengkhawatirkan. Dua pebalapnya Alex Rins dan Joan Mir tercatat tak bisa menyelesaikan balapan hingga bendera finis dikibarkan. Memburuknya performa Suzuki itu terlihat tidak lama usai pengumuman tim bakal hengkang dari MotoGP kedua kalinya.
"Saya akan mengatakan itu adalah konsekuensi dari keputusan. Sangat jelas kalau setengah pikiran Anda fokus mencari pekerjaan baru untuk tahun berikutnya. Fokusnya sudah tak lagi sama," ungkap seorang anggota tim Suzuki Ecstar pada MotoGP Italia dikutip Speedweek.
Sebenarnya kalau melihat kiprah Suzuki di balapan MotoGP, keputusan untuk hengkang tidak terlalu mengherankan. Sebelum musim balap tahun 1984, Suzuki tiba-tiba cabut dan membiarkan Randy Mamola tanpa motor. Kemudian memasuki era MotoGP tahun 2012 Suzuki kembali mundur dan kembali pada tahun 2015. Tahun 2022, cerita tersebut terulang. Bukan tidak mungkin nantinya Suzuki bisa kembali meramaikan ajang MotoGP.
Namun yang mengejutkan dari keputusan hengkang tahun 2022 ini adalah pabrikan asal Hamamatsu itu tengah dalam performa puncak. Motor GSX-RR yang ditunggangi Rins maupun Mir cukup kompetitif. Keduanya bahkan tengah bertarung di klasemen pebalap MotoGP 2022.
Keputusan hengkang Suzuki dari MotoGP ini tentu bukan tanpa alasan. Suzuki menyebut faktor ekonomi menjadi dalang utamanya. Dengan kondisi sekarang, Suzuki menyebut mustahil untuk melanjutkan kiprahnya di MotoGP.
Setidaknya Suzuki bisa menghemat jutaan dolar dalam empat tahun ke depan. Dengan budget tahunan sebesar 30 sampai 40 juta euro, Suzuki bakal menghabiskan 200 juta euro lebih di kelas premier hingga tahun 2026. Untuk tahun 2022 sendiri, Suzuki telah mengeluarkan biaya 40 juta euro.
Perhitungan sederhananya, Suzuki akan menghabiskan 160 juta euro di MotoGP dalam empat tahun ke depan. Biaya 160 juta euro itu tentu bisa dimanfaatkan Suzuki untuk melakukan riset dan pengembangan, utamanya pada kendaraan ramah lingkungan. Belakangan divisi roda dua Suzuki juga disebut minim inovasi konsep dan model baru. Alhasil, penjualannya di seluruh dunia mengalami penurunan yang signifikan.
Simak Video "Video: Taksi Terbang Bakal Mengudara di Indonesia, Segini Biaya Sewanya"
(dry/lth)