Situasi Tim Repsol Honda nampaknya sedang tidak baik-baik saja. Oscar Haro, pria yang pernah menjabat sebagai Director Sporting tim LCR, mengungkap tensi di garasi makin panas, Marc Marquez disebut sempat marah-marah jelang MotoGP Spanyol.
Oscar Haro tahu betul bagaimana bekerja di Honda Racing Corporation. Sebab, dia sudah menjabat sebagai Direktur Olahraga tim Satelit LCR Honda. Oscar berbicara tentang kondisi garasi Repsol Honda yang kini mengalami ketegangan.
Dia bilang Marc Marquez merasa tidak puas dengan motor RC-213-V usai balapan seri MotoGP Portugal. The Baby Alliens bahkan kesulitan untuk bisa menyalip adiknya, Alex Marquez.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah berbicara dengan orang-orang di tim, mereka bekerja benar-benar gila. Tapi tidak ada yang baru. Marc dan Pol adalah dua pebalap yang hebat, tapi di situasi balapan kering yang normal, motornya kurang kompetitif," kata Oscar di Twitch, seperti dikutip dari Corsedimoto, Kamis (28/4/2022).
"Marc punya masalah dengan itu, karena motornya tidak berjalan untuknya. Dia kesulitan melewati Alex (di Portimao), yang belum pernah terlihat sebelumnya dengan motor pabrikan," ujar Oscar.
"Dia marah dan aku tahu situasinya tegang. Pada hari Minggu setelah balapan, ada ketegangan di HRC, di dalam garasi, karena Marc tidak nyaman. Dia harus melakukan apa yang selalu dia lakukan, melakukan sisanya, tetapi ada saatnya Anda bosan melakukannya," jelas dia.
Baca juga: Jadwal MotoGP Spanyol 2022 Akhir Pekan Ini |
Honda pun gagal menuai hasil yang memuaskan dalam laga terakhir MotoGP Portugal. Marquez finis kelima usai bersaing sengit dengan sang adik yang menyelesaikan balap di tempat keenam. Sedangkan Pol Espargaro finis di posisi 9.
Honda mengalami salah satu periode krisis terlama di MotoGP dalam sejarahnya. Setelah kemenangan juara dunia Marc Marquez pada 2019, merek Jepang ini hanya meraih tiga kemenangan di musim 2021. Sedangkan di lima balapan pertama 2022 hanya satu podium.
Honda menempati posisi terakhir klasemen konstruktor, bahkan di belakang Aprilia dan Suzuki yang hanya menurunkan dua pebalap.
Oscar menjelaskan salah satunya juga disebabkan kurangnya solusi cepat, lantaran masalah operasional di dalam HRC itu sendiri. Pengiriman logistik hingga operasional yang menjadi kendala pengembangan motor.
"Mengapa Ducati dan Aprilia adalah pabrik yang selalu mencari solusi, dan mereka memilikinya? Karena logistik mereka di Eropa, semuanya dilakukan seperti itu (dengan menjentikkan jari)," ujar Oscar.
"Bagaimana dengan Jepang? Anda melakukan briefing, Anda menyelesaikannya pada pukul 22:00 malam, Anda mengirimnya ke Jepang, mereka sedang tidur, ketika mereka bangun mereka melihatnya di komputer, mereka meneruskannya ke manajer proyek, ke bos itu dan seperti ... seminggu untuk membaca email."
"Mereka memiliki cara kerja yang berbeda dari orang Eropa. Saya tidak mengatakan itu lebih baik atau lebih buruk, itu sangat berbeda. Dan memang benar bahwa waktunya lebih lama untuk segalanya. Ketika semuanya berjalan dengan baik, itu bagus, tetapi ketika ada masalah, seperti yang terjadi sekarang di Honda, mereka membutuhkan waktu lama untuk bereaksi," jelas dia.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar