Jakarta -
Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis punya segudang kenangan bersama Valentino Rossi. Ada perasaan gembira hingga harus menelan pahit saat bekerjasama dengan Rossi.
Yamaha jadi pabrikan terawet yang disinggahi Rossi. Rider 42 tahun ini menghabiskan 16 musim bersama Yamaha, mulai dari tim pabrikan hingga di ujung karirnya bersama tim satelit, Petronas Yamaha.
Saat berseragam Yamaha, Rossi berhasil mengoleksi empat gelar juara dunia. Prestasi gemilang tersebut diraihnya pada musim 2004, 2005, 2008 dan 2009.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lin Jarvis menceritakan momen paling bahagia saat bekerjasama dengan Valentino Rossi. Salah satunya saat The Doctor menerima pinangan Jarvis, setelah tampil ciamik bersama Honda.
"Valentino mengkonfirmasi bahwa dia akan bergabung dengan kami. Saya seperti, 'Apakah Anda serius? Betulkah? ' Tunggu, jika kita bisa memperbaiki ini dan itu dalam kontrak, apakah Anda akan datang ke Yamaha? Dan dia berkata 'Ya, itulah yang baru saja saya katakan!' Itu adalah momen yang tak terlupakan. Hal-hal menjadi sedikit lebih menantang, sedikit lebih rahasia dan berbahaya sejak saat itu," kata Jarvis seperti dikutip Motosan.es, Kamis (7/10/2021).
Bersama Yamaha YZR-M, The Doctor memenangi seri perdana MotoGP di sirkuit Welcome, Afrika Selatan. Ini jadi momen mendebarkan bagi Lin Jarvis.
"Kemenangan pertama Valentino bersama kami adalah momen paling mendebarkan dalam karir saya. Jantung saya terlonjak keluar dari dada saya, karena balapan sangat menegangkan dan taruhannya tinggi. Juga, Valentino melawan Biaggi, jadi tidak ada ruginya di sana. Ketika dia mendapatkan kemenangan itu adalah momen euforia," kata Jarvis.
"Banyak orang mengatakan ketika kami menandatangani kontrak dengan Valentino bahwa itu adalah risiko dan memang demikian. Semua orang di Yamaha tahu itu risiko atau mati. Ketika kami memenangkan balapan pertama, kami menyadari bahwa segala sesuatu mungkin terjadi. Momen ajaib berikutnya adalah dengan kemenangannya di Phillip Island, di mana ia memenangkan gelar juara dunia 2004," sambung dia.
"Ketika Valentino jatuh di Valencia, itu adalah momen putus asa baginya dan bagi kami, karena kami akan memenangkan kejuaraan, tetapi dia tidak melakukannya. Kemudian pada tahun 2007 kami ditendang oleh Ducati. Dia kemudian kembali pada tahun 2008 dan 2009 ketika dia memenangkan beberapa balapan yang paling epik mengalahkan Casey Stoner di Laguna Seca dan Jorge Lorenzo di Catalunya dan memenangkan kedua kejuaraan," sambungnya.
(Halaman selanjutnya: Rossi ultimatum Jarvis)
Selain merasakan manisnya balapan, Jarvis bercerita kalau dia pernah diultimatum Rossi. Hal ini yang membuatnya kesal. Momen ini dilakukan kala Jarvis mengajak Jorge Lorenzo, di mana Rossi tidak suka.
Jarvis beralasan Yamaha khawatir Rossi kala itu akan pergi ke ajang balap F1, sehingga Yamaha perlu menyiapkan pengganti.
"Kami mengambil Lorenzo karena kami berpikir bahwa Valentino mungkin pergi ke Formula 1, jadi kami membutuhkan rencana suksesi. Itu tidak cocok dengan Valentino karena dia dulunya nomor satu di tim. Saat itulah gesekan dimulai," kata Yamaha.
Hubungan keduanya bahkan tidak akur sebagai rekan beberapa musim terakhir. Bahkan muncul dinding pemisah di paddock yang mulai diterapkan pada 2008, salah satu alasannya menjaga tidak ada kebocoran data antara Michelin dan Bridgestone. Ketika itu Rossi dan Lorenzo menggunakan ban yang berbeda.
"Pada tahun 2010 dia berkata 'Saya atau Lorenzo, yang tidak dapat diterima oleh kami. Hubungan kami mulai memburuk dan ada banyak kepahitan," ujar Jarvis.
Ross pun bergabung ke Ducati, Lin Jarvis bekerja keras untuk membawanya kembali ke Yamaha. Jorge Lorenzo sempat meraih gelar juara MotoGP pada musim 2010 dan 2012, sulit meyakinkan Rossi. Bahkan Jarvis bilang beberapa orang dari Yamaha menentang kepulangan Rossi.
"Beberapa dari Yamaha tidak ingin membawanya kembali, tetapi saya dapat melihat manfaatnya bagi merek tersebut. Saya pergi menemui Valentino di rumahnya di Tavullia dan mendiskusikan pertemuan dengan ketegangan dan antisipasi. Itu adalah momen yang sangat spesial setelah hubungan kami memburuk. Ia kembali dengan sikap yang berbeda, lebih rendah hati dan apresiatif," tutur Jarvis.
(Halaman berikutnya: Rossi pebalap tersukses Yamaha)
Rossi dan Lorenzo pun kembali berduet pada musim 2013. Punya dua pebalap yang sama-sama memiliki ego yang tinggi membuat Jarvis lebih banyak menggigit bibir sendiri.
"Ini salah satu tantangan terbesar. Anda harus mengendalikan ego Anda sendiri untuk menghindari perang terbuka ketika Anda tidak setuju. Anda harus menggigit bibir Anda sendiri dan berbicara lebih sedikit. Anda mencoba mendidik pilot Anda, sehingga mereka mengerti bahwa mereka memiliki kontrak dengan perusahaan Anda, sehingga mereka harus tetap berada di jalur dan tidak mengatakan hal-hal negatif tentang perusahaan atau orang-orang dalam tim," jelas Jarvis.
Lin Jarvis menghargai segala jerih payah VR46 selama dua windu bersama mereka. Tidak hanya gelar juara, Rossi juga menorehkan catatan emas di Yamaha sepanjang kariernya. Pebalap berusia 42 tahun itu jadi rider Yamaha paling sukses dalam sejarah, dengan torehan 56 kemenangan, 46 tempat kedua dan 40 tempat ketiga.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?