Legenda MotoGP, Kevin Schwantz rindu dengan sosok Valentino Rossi yang dulu. Tampil agresif, dan selalu bertarung di garis terdepan.
Kevin Schwantz adalah pebalap di era keemasan 500 cc tahun 1980 dan 1990-an, dia membalap bersama Wayne Rainey, Mick Doohan, Eddie Lawson, Wayne Gardner, Luca Cadalora, John Kocinski, hingga Randy Mamola.
Pria yang sekarang berusia 57 tahun ini memenangkan kejuaraan balap 500 cc pada tahun 1993. Selama karirnya berhasil mencatat 25 kemenangan, 29 pole position, dan 26 fastest lap dalam 105 seri GP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kevin Schwantz salah satu legenda MotoGP, mengomentari kesulitan yang dihadapi rider kawakan Valentino Rossi di MotoGP 2021 sejauh ini. Menurutnya Rossi yang sekarang tak seperti dulu lagi.
Valentino Rossi belum naik ke podium tahun ini. The Doctor baru finis10 besar di MotoGP Italia. Sekarang dia berada di tempat ke-19 klasemen sementara MotoGP 2021.
"Saya yakini bahkan di tahun-tahun awal kariernya di kelas 125cc, 250cc dan 500cc, dia (Valentino Rossi) tidak pernah finis jauh di belakang," kata Schwantz seperti dikutip Speedweek, Kamis (8/7/2021).
"Pada musim 2000, Kenny Roberts Jr menjadi juara dunia. Sebagai pendatang baru, Vale tertinggal 75 poin di awal musim. Tapi perlahan, dia mulai mengejar ketertinggalan, meski itu tak cukup membawanya jadi juara dunia."
"Sekarang berbeda, bukan hanya dia tidak kompetitif saat ini. Dia juga sering terjatuh. Kecelakaan juga semakin membuatnya seperti bukan Vale yang sesungguhnya," sambung Schwantz.
Juara Dunia 500 cc tahun 1993 itu bukan garis keras yang harus meminta Rossi pensiun. Dia tetap mendukung, namun menurutnya para pebalap suka kemenangan. Saat opsi podium atau juara sudah tak ada, membalap jadi tak lagi menyenangkan.
"Jika Vale masih dapat menemukan cara untuk menikmati penampilannya, saya sarankan: Teruskan, teruskan!," kata Schwantz.
"Tapi bagi saya, jadi kesenangan saat berada di depan dalam balapan. Hanya memutari lintasan sangat tidak menyenangkan," sambung dia.
Situasi Rossi mengingatkan Schwantz akan salah satu pengalamannya di balapan-balapan awal 1995. Seperti diketahui Schwantz mengakhiri karirnya di pertengahan musim 1995, dia muncul di depan media pada Grand Prix keenam tahun tersebut di Mugello.
"Saat itu, saya finis ke-5, ke-4 dan ke-6 dalam tiga balapan pertama di Eastern Creek, Shah Alam dan Suzuka. Saya kehilangan antara 14 dan 34 detik," kata Schwantz.
Schwantz disadarkan oleh Wayne Rainey dan Kenny Roberts saat penerbangan dari GP Jepang.
"Kenny mendatangi saya dalam penerbangan. Dia mengatakan kepada saya: 'Ayo maju. Wayne ingin berbicara denganmu. "
"Wayne langsung menjelaskan: "Kevin, kamu tidak lagi bersenang-senang mengemudi! Anda dapat mengatakan pada diri sendiri apa yang Anda inginkan. Tapi Anda kehilangan kesenangan. Cara Anda mengemudi di luar sana dan keluar dari balapan, grup yang Anda lawan dalam balapan, Anda tidak dapat menikmatinya. Jika aku melihatmu hari ini, itu bukan kamu lagi. Jangan katakan apapun padaku,"
"Inilah yang saya lihat dengan Valentino hari ini. Dalam kasus yang jarang terjadi, saat kualifikasi dia mendekati sepuluh besar. Kemudian dia berjuang dalam perlombaan," jelas Schwantz.
Melihat performa Rossi yang kesulitan mencapai hasil terbaik. Schwantz yakin pebalap berusia 42 tahun itu akan segera mengambil keputusan.
"Mungkin dia akan memutuskan untuk pensiun setelan balapan di Misano," tuturnya.
(riar/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah