Valentino Rossi jadi pebalap berstatus 9 kali juara dunia. Tapi menurut bapaknya Jorge Lorenzo, Chico, seringnya Rossi merengkuh prestasi lantaran lawannya yang kurang hebat.
Sepanjang karier, The Doctor berhasil mengkoleksi 9 gelar juara dunia, 115 kemenangan, 235 podium, 65 pole dan 96 fastest lap.
Rossi naik kelas primer di tahun 2000, ia bergabung bersama tim Nastro Azzuro Honda, Rossi naik kelas dengan menggunakan Honda NSR500, menyusul pensiunnya rider legendaris Mick Doohan. Pada musim pertama ia finis di bawah Kenny Roberts Jr. yang menjadi jawara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Namun cukup satu tahun bagi Rossi untuk menyabet gelar juara dunianya yang ketiga pada musim 2001. Tren positif terus ia rengkuh bersama Honda. Bersama Repsol Honda Team dengan motor RC211V ia kembali, The Doctor menjadi juara dunia lagi untuk musim 2002 serta 2003.
"Valentino Rossi mewarisi motor dari Doohan, tim dan rival-rivalnya," ungkap Chicho Lorenzo di saluran YouTube-nya, yang dikutip dari Corsedimoto.
![]() |
Rossi pun bergabung dengan Yamaha dengan menunggangi YZR-M1. Bersama Yamaha ini Rossi berhasil menyabet tambahan empat gelar pada tahun 2004,2005,2008, dan 2009.
Tapi pebalap yang berusia 42 tahun musim depan itu sudah absen jadi juara dunia sejak 2010, yang dimenangi rekan setimnya Jorge Lorenzo. Apalagi setelah kemunculan Marc Marquez pada 2013, yang langsung mendominasi kejuaraan dengan memenangi enam dari delapan musim terakhir.
![]() |
Rossi diketahui sempat pindah ke pabrikan asal kampung halamannya Ducati, ia menunggangi Desmosedici GP 11 dan 12 di saat pebalap muda silih berganti, Rossi hanya bertahan selama 2 musim dan torehan klasemen akhir terbaik di posisi 6. The Doctor kembali bergabung bersama Yamaha, kendati usianya yang tak lagi muda ia berhasil menduduki klasemen akhir di posisi dua pada musim 2014,2015, dan 2016.
Ayah Lorenzo meyakini beruntungnya Valentino Rossi, lantaran para pesaingnya ikut menentukan kesuksesan pebalap berdarah Italia itu. Menurutnya Rossi makin kesulitan usai kemunculan pebalap muda Spanyol yang bisa bersaing melawannya.
"Berapa banyak kejuaraan berturut-turut yang dimenangkan Rossi? Dia menang begitu banyak karena rival-rival itu bukan rival yang sebenarnya, mereka bukan rival yang hebat."
"Tapi ketika orang-orang muda seperti Stoner, Pedrosa atau Lorenzo tiba, dan kemudian Marquez, bagaimana akhir Rossi berakhir? Pentingnya rivalitas juga diperhitungkan," jelas Chicho.
(riar/lth)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar