Selama tiga tahun bertarung di kelas MotoGP, KTM sempat diejek karena mengusung konsep rangka baja tubular. Setelah kemenangan Brad Binder dan Miguel Oliveira, KTM membuktikan konsep rangka motornya tak kalah dengan motor lain yang menggunakan rangka aluminium.
KTM telah memenangi tiga gelar juara dunia di Moto3 sejak 2012, untuk kemudian terjun di ajang Moto2 pada 2017 dengan motor baru yang dilengkapi rangka baja tubular. Dalam tiga tahun, KTM telah meraih 14 gelar Moto2 bersama Miguel Oliveira (2018) dan Brad Binder (2019). Pabrikan Austria itu kemudian mundur dari kelas Moto2 sebagai pabrikan sasis.
"Rangka baja adalah keyakinan bagi kami. Kami adalah pemimpin pasar dunia di bidang ini. Kami memiliki lebih banyak pengetahuan teknologi dalam rangka baja daripada pabrikan lain dan kami telah menunjukkan di Kejuaraan Dunia Moto3 dan Moto2 bahwa konsep ini bisa sukses. Kami juga akan membuktikannya di MotoGP," kata bos KTM Stefan Pierer seperti dikutip Speedweek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak pembalap dan pakar yang meragukan KTM bisa berjaya di kelas MotoGP dengan rangka baja dan suspensi WP, sementara semua lawannya menggunakan suspensi dari Γhlins. Beberapa kritikus mengatakan bahwa KTM tidak dapat menentukan jenis bahan rangka, keputusan itu harus diserahkan kepada para insinyur dan teknisi di divisi balap.
Namun faktanya, Ducati memenangi gelar juara dunia MotoGP dengan rangka baja pada 2007. Setelah itu, Ducati tidak pernah lagi jadi juara dunia MotoGP sejak menggunakan sasis monokok karbon yang dihilangkan pada 2011 dan sasis aluminium.
KTM tercatat 10 kali finis di posisi sepuluh besar pada MotoGP 2019. Oleh karena itu, konsep sasis baja tidak pernah lagi mereka dipertanyakan. Profil sisi persegi pada sasis baru, yang mendapat banyak perhatian selama tes Valencia pada November 2019 tetap dipertahankan.
"Kami juga punya rangka baja dengan profil persegi di motorcross. Ini bukan hal baru dan bukan penyimpangan dari konsep baja kami," kata Direktur KTM Motorsport Pit Beirer.
"Saat ini kami memiliki baja yang sangat keras dan tahan yang tampaknya lebih tahan torsi daripada aluminium dalam panas yang ekstrem," catat Beirer.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?