Motor MotoGP Brutal, Tenaganya Besar, Elektroniknya Menakutkan

Motor MotoGP Brutal, Tenaganya Besar, Elektroniknya Menakutkan

Luthfi Anshori - detikOto
Rabu, 12 Agu 2020 07:04 WIB
RIO HONDO, ARGENTINA - APRIL 05:  Brad Binder of South Africa and Red Bull KTM  Ajo  walks in paddock during the MotoGp of Argentina - Previews on April 5, 2018 in Rio Hondo, Argentina.  (Photo by Mirco Lazzari gp/Getty Images)
Pebalap Redbull KTM Racing Brad Binder. Foto: Mirco Lazzari gp / Getty Images
Jakarta -

Pebalap Redbull KTM Racing Brad Binder tengah menjadi perbincangan hangat menyusul prestasi gemilangnya saat finis pertama di MotoGP Ceko, pekan lalu. Binder tak hanya menciptakan sejarah bagi kemenangan perdana KTM di MotoGP, ia juga diapresiasi karena menjuarai podium pertamanya di ajang balap bergengsi yang baru berjalan 3 seri itu.

Binder pun mengungkapkan perbedaan antara motor Moto2 dan MotoGP. Menurut pebalap yang baru berulang tahun ke-25 itu, motor MotoGP merupakan kendaraan yang brutal.

"Tenaganya luar biasa, tingkat elektroniknya menakutkan. Sungguh luar biasa cara motor itu berhenti, dan cara kerja elektronik ketika motor keluar dari tikungan. Anda dapat membuka throttle hingga penuh dan motor akan menyortir sisanya," kata Binder, dikutip dari Cycleworld.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Binder, motor Moto2 sebenarnya juga punya perangkat elektronik, tapi tidak selengkap di motor MotoGP. Di motor Moto2 tidak ada kontrol traksi, jadi jika rider membuka throttle seperti motor MotoGP, ia dipastikan akan mendapatkan kecelakaan high side yang masif.

Sebagai perbandingan, motor Moto2 punya kapasitas mesin 765 cc, dengan perkiraan power maksimum 140 dk dan top speed 295 km/jam. Sedang motor MotoGP ditenagai mesin 1.000 cc, dengan output tenaga maksimum 250 dk dan top speed hingga 350 km/jam.

ADVERTISEMENT

Awalnya Binder blak-blakan mengaku enggan naik kelas ke MotoGP. Ia beralasan sudah terbiasa dengan Moto2 dan tahu betul cara mengendalikan motor Moto2. Binder memenangkan lima balapan pada 2019 dan finis sebagai runner-up Moto2 di belakang Alex MΓ‘rquez, yang kini juga naik kelas ke MotoGP mendampingi saudaranya Marc Marquez di tim Repsol Honda.

"Saya akhirnya senang menerimanya. Sekarang saya tahu saya melakukan hal yang benar, dan saya ingin berterima kasih kepada KTM atas kepercayaan mereka," kata pebalap kelahiran Afrika Selatan itu.

"Saya tahu peralihan dari Moto2 ke MotoGP tidak (akan) mudah. November lalu di tes Valencia, saya jadi yang terakhir. Saya pikir hasil itu memberi saya semangat ekstra di luar musim untuk bekerja lebih keras dan mencari tahu masalah MotoGP ini. Ketika kami kembali ke Malaysia, saya sudah membuat satu langkah maju. Kemudian kejuaraan dibekukan sebelum putaran pembukaan Qatar," tukasnya.




(lua/rgr)

Hide Ads