Banyak Kecelakaan, Praktisi Ungkap Bawa Moge Nggak Gampang

Banyak Kecelakaan, Praktisi Ungkap Bawa Moge Nggak Gampang

Tim detikcom - detikOto
Minggu, 28 Mei 2023 15:44 WIB
Moge yang terlibat kecelakaan dengan truk di Pandak, Kabupaten Bantul, diamankan Polres Bantul, Jumat (26/5/2023).
Moge yang terlibat kecelakaan dengan truk di Pandak, Kabupaten Bantul, diamankan Polres Bantul, Jumat (26/5/2023). (Foto: dok. Polres Bantul)
Jakarta -

Dalam beberapa hari belakangan ini, terjadi kecelakaan yang melibatkan motor gede (moge). Peristiwa kecelakaan itu viral. Ada moge yang menyerempet ibu-ibu naik motor, moge menyerempet santri, sampai moge menabrak truk.

Di Majalengka, seorang ibu-ibu pengendara motor Honda BeAT diduga terserempet Moge. Di hari yang sama, terjadi kecelakaan satu unit motor gede (moge) yang menabrak sebuah truk di Pandak, Kabupaten Bantul.

Dan kemarin, seorang santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Ciamis, Yayat (23), diduga menjadi korban tabrak lari pengendara motor gede (moge). Kecelakaan itu terjadi di Jalan Cihaurbeuti Ciamis, Sabtu (27/5/2023) sekitar pukul 14.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan sebenarnya mogenya tidak membahayakan. Namun, Sony mengungkapkan justru pengendara mogenya yang berisiko membahayakan.

"Pertama, tidak semua pengendara motor kompeten. Kedua, sering action-action nggak penting. Ketiga, semakin kencang semakin panjang jarak berhenti. Keempat, kalau senggolan dia yang menang. Kelima susah diatur," beber Sony, Minggu (28/5/2023).

ADVERTISEMENT

Menurut Sony, butuh pembinaan kepada pengendara moge dari pihak komunitasnya. Jangan sampai, pengendara moge tak kompeten hanya karena punya uang dan 'power' langsung diajak touring.

"Harus ada proses (jarak, route, cara dan lain-lain) dan itu yang bisa tahu internal mereka sendiri," ucapnya.

Menurut Sony, tidak mudah mengendarai moge. Apalagi, moge tersebut memiliki tenaga mesin yang besar.

"Alih-alih ngerem, pasti lebih milih diadu karena tetap stabil," katanya.

Sony menegaskan, mengendarai moge harus punya keterampilan dan perilaku yang lebih baik. Namun, kerap ditemui pengendara moge yang arogan bahkan berakrobat di jalan raya.

"Gaya-gayaan berdiri, lepas tangan, beriringan dan lain-lain itu tidak penting diperagain di tempat atau jalan umum. Mereka nggak punya kemampuan kalau harus menghindar," sebutnya.




(rgr/mhg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads