Yamaha belum menjual motor listrik di Indonesia. Saat ini pabrikan Jepang itu memiliki motor listrik E01 namun berupa produk konsep dan masih akan terus diriset. Indonesia termasuk salah satu negara yang terlibat dalam pengembangan skutik ini.
President Director dan CEO Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Dyonisius Beti mengatakan Yamaha sudah memiliki peta jalan kendaraan listrik.
"Tentu Yamaha mempertimbangkan satu-satu. Ini agak berbeda, kalau E01 lebih ke arah Nmax-nya EV. Dan ini adik-adiknya sesudah jajaran Maxi Nmax itu, dia (E01) adalah generasi selanjutnya," kata Dyon di sela-sela peluncuran Grand Filano Hybrid Connected di Jakarta.
Yamaha sudah memperkenalkan E01 di arena pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 lalu. Namun seperti di Eropa, skuter listrik E01 yang dipajang di booth Yamaha masih sekadar produk konsep.
Kendati demikian, skuter tersebut sudah dibekali sejumlah perangkat legal berkendara, seperti sistem pencahayaan, kaca spion, bahkan juga sudah dibekali dudukan pelat nomor.
Saat ini Yamaha E01 saat ini masih dalam tahap Proof of Concept (PoC). Pengujian skuter listrik E01 saat ini dilakukan di 6 negara berbeda. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui berbagai masukan, mengingat setiap wilayah pengujian memiliki karakteristik berbeda-beda, baik dari segi kondisi cuaca, jalan, termasuk juga kebiasaan pengendaranya.
Selain Eropa, serta Jepang, negara lain yang dilibatkan dalam proyek ini adalah Taiwan, Thailand, Malaysia, termasuk juga Indonesia melalui PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Yamaha Indonesia telah melakukan market test skuter listrik E01 sejak akhir tahun 2022 lalu. Pada bulan November, Yamaha Flagship Shop telah memulai kegiatan market test untuk Yamaha E01. Tersedia 3 unit yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk test ride di jalan raya. Pada tahap awal market test ini akan berlangsung di 4 kota besar di Indonesia, meliputi Jakarta, Bandung, Bali, dan Medan dengan total target peserta sebanyak 4.000 orang. Total ada 20 unit Yamaha E01 yang disediakan YIMM dalam test ini
"Apakah future jadi EV atau tidak. Pasti Yamaha sudah memikirkan EV roadmap, karena di Indonesia sudah ada roadmap, dan supporting dari pemerintah luar biasa," sambungnya lagi.
Dyon menambahkan satu hal yang menjadi perhatian Yamaha ialah ketersediaan baterai dan infrastruktur pengisian daya ulang.
"Tetapi yang kita lihat itu adalah ketersediaan baterai saat ini dan charging, kalau mendadak ribuan atau puluhan ribu. Satu bulan di Jakarta itu demand-nya bisa 30-40 ribu motor. Kalau itu terjadi, charging itu ada di mana gitu lho, kalau charging tidak tersedia," kata dia.
Pemerintah sudah menargetkan sekitar 20 persen dari total produksi nasional atau sebanyak 2 juta unit pada tahun 2025 adalah sepeda motor listrik. Dari jumlah tersebut diharapkan terjadi peningkatan hingga tahun 2029, sehingga pada 2030 Indonesia diproyeksikan menjadi pusat kendaraan listrik di kawasan ASEAN. Yamaha menegaskan bakal mengikuti arahan pemerintah Indonesia.
"Kita harus lihat perkembangan EV direction dari pemerintah itu tidak langsung 100 persen ya, tapi pemerintah ingin 20 persen (tahun 2025)," kata Dyon.
"Itu pasti step by step. Kita akan mengikuti direction dari EV pemerintah dari Indonesia," tambahnya lagi.
"EV direction global di dunia ataupun Indonesia tentu semua pabrikan ke arah sana," ungkap dia.
Hingga saat ini belum ada pabrikan sepeda motor dari Jepang yang sudah memasarkan motor listrik di Tanah Air. Meski begitu, Indonesia sudah dibanjiri berbagai merek motor listrik non Jepang, di antaranya brand Gesit, Viar, Selis, Migo, Ecgo, United, Uwinfly, Charged, Alva, Volta, Niu, Polytron, dan yang lain.
Simak juga Video: Sudah Masuk 2023, Kapan Subsidi Mobil Listrik Dilaksanakan?
(riar/rgr)