Bahkan kerap kali oknum penunggang moge itu kebut-kebutan tanpa memikirkan keselamatan pengendara lain. Hal itu membuat tidak nyaman masyarakat lain di sekitarnya. Untuk menghindari hal itu, pengguna moge seharusnya menanamkan sikap empati kepada pengguna jalan lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jusri yang sering melatih pengguna moge cara aman berkendara selalu meminta kepada bikers moge untuk menanamkan sikap empati dan rata-rata pengguna moge yang ia temui, terutama yang senior setuju akan hal itu.
"Bahkan mereka ikut mensosialisasikan sopan santun tersebut. Biasanya persoalan yang tidak empati tadi (pengendara moge yang kebut-kebutan, ugal-ugalan dan sebagainya), biasanya terjadi pada kelompok-kelompok yang lagi mengalami euforia. Dan yang perilaku tadi itu adalah kelompok-kelompok yang baru. Karena orang yang sama setelah 5-6 tahun akan bijak dan sopan sekali. Tapi saat-saat pertama mungkin mereka begitu," ujar Jusri.
Kesan arogan sebenarnya tak cuma oknum pengguna moge. Perilaku kebanyakan masyarakat Indonesia kalau sudah bergerombol kerap arogan.
"Juga terjadi di klub roda empat, motor kecil, atau rombongan jenazah mau ke kuburan saja kaca spion orang bisa patah. Itu nyaris seperti perilaku kebanyakan orang-orang kita. Ketika mereka berkelompok, maka perilaku-perilaku eksklusif itu muncul," ucap Jusri. (rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah