Bukan tanpa sebab, sepeda motor khas roda tiga ini merupakan ikon, dan cukup mudah ditemui di setiap sudut kota Medan. Meski disetujui pemerintah bentor untuk bertahan, namun nasib pengemudinya benar-benar berada di persimpangan jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak tentu (pendapatan) pulang kadang tak bawa uang. Kalau lagi ramai paling Rp 100 sampai Rp 150 ribu, itu kotor. Tanggal-tanggal muda gini biasanya (bisa tercapai)," ujar Daniel kepada detikcom di Jl. Setia Budi, Tanjung Rejo, Medan.
![]() |
Bersaing di tengah kepungan jasa transportasi online membuat penarik bentor berperawakan gempal ini sadar akan persaingan. Namun dia meyakini masih ada penumpang yang tertarik untuk memilih kombinasi antara becak dan motor ini.
Betapa tidak, penumpangnya bisa duduk berdua di samping pengemudi. Kalau pesan bertiga bisa duduk di bangku belakang motor layaknya ojek.
Baca juga: Honda Win Jadi Andalan Sopir Bentor Medan |
"Rezeki sudah ada yang mengatur, saya meyakini itu. Yang penting kita mau jemput," ujar Daniel dengan arif sembari memuntir selongsong gas motor Honda Win-nya.
Lebih lanjut ia mengatakan kebanyakan pengemudi bentor saat ini sudah berumur. Daniel sendiri sebenarnya ingin menjadi pengemudi online atau bahkan bentor-bentor dihadirkan dalam bentuk aplikasi.
Ia berharap becak bermesin ini bisa menjadi sarana dan pilihan bagi wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata. "Tidak ada pilihan lain (selain menjadi penarik bentor), kalau itu (ojek online) butuh modal, motor harus muda," pungkas Daniel.
(riar/lth)
Komentar Terbanyak
Tuntutan Dicuekin Pemerintah, Ojol Bakal Demo di Gedung DPR!
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Harga Jual Mobil Listrik Bekas Bikin Sakit Hati, Masih Mau Beli?