Sumiyanto (52), ayah tiga anak asal Jetis RT 05 RW 06 Gagak Sipat, Kecamatan Ngemplak, Boyolali inilah yang menciptakan cincin ajaib tersebut. Magic Ring memang berbentuk cincin seukuran pipa knalpot motor dengan lubang-lubang di pinggirnya.
"Saat overlapping, performa mesin mestinya paling bagus, namun uap BBM justru terbuang percuma karena klep kondisi sedikit terbuka. Magic Ring membantu mesin pada masa overlapping tersebut, sehingga uap BBM yang biasanya terbuang bisa dimanfaatkan secara optimal dengan cara pressure back overlapping gas, uap aktif BBM yang biasanya terbuang dimanfaatkan kembali untuk dibakar di ruang silinder sekaligus menjadikan gas di ruang silinder itu lebih homogen," terang Sumiyanto kepada detikOto di kantor Balitbang Provinsi Jateng, Jalan Imam Bonjol, Semarang (5/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemasanagannya cukup 10 menit, efeknya bisa dirasakan instan," tuturnya.
Sumiyanto kemudian menceritakan awal ia tebersit ingin menciptakan Magic Ring. Tahun 2004 silam, Sumiyanto ingin menciptakan alat yang bisa membuat motor melaju lebih kencang dan bisa diterapkan pada pelanggan bengkel miliknya. Sumiyanto kemudian mulai melakukan uji coba dengan Magic Ring generasi pertama.
"Tahun 2004 uji coba, bisa meningkatkan power, waktu itu belum tahu bisa hemat bahan bakar," ujarnya.
Perlahan ia menyadari Magic Ring ciptaannya bisa mengoptimalkan kinerja motor dan irit bahan bakar. Tidak hanya sekali dua kali mencoba, Sumiyanto bahkan ratusan kali melakukan percobaan hingga akhirnya ia memutuskan untuk mematenkan ciptaannya.
"Tahun 2011 paten keluar. Dengan rasa penasaran kita uji ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Serpong. Setelah diuji statis bisa hemat bahan bakar 2% saja," terang Sumiyanto.
Ketika itu Sumiyanto cukup terkejut karena seharusnya Magic Ring diperkirakan bisa menghemat bahan bakar sampai 40%. Ia menduga hasil tersebut karena merupakan percobaan statis dan motor tidak melaju di jalan.
"Waktu itu penasaran, karena saya uji bisa hemat 40%. Saya komplain dan ternyata pengujiannya statis, di tempat. Maka harus ke DPU-ESDM, di sana ternyata penghematan bisa 33,3 %," katanya.
"Kita pengujian ratusan kali, mulai dari lubang 1 sampai 11," imbuh Sumiyanto.
Setelah melalui uji tersebut, datanglah para pembeli dan pada tahun 2011 ia bisa menjual 20 ribu lebih Magic Ring. Namun ketenaran Magic Ring belum menggaung dan tidak ada peningkatan pembelian maupun produksi karena kurangnya promosi.
"Tahun 2014 saya ikut lomba Krenova (Kreativitas dan Inovasi Masyarakat) dari Balitbang terus dapat juara umum. Pemerintah Daerah terus membantu memperomosikan dengan mengikutkan saya ke pameran di beberapa kota. Saya juga ikut IBT, inkubasi bisnis teknologi," tuturnya.
Temuannya itu semakin diminati masyarakat, bahkan tidak hanya berhasil menjual via online, bahkan ia sudah bekerja sama dengan produsen motor lokal, Viar (PT Triangle Motorindo) setelah kedua belah pihak dipertemukan oleh Balitbang.
"Mulai dengan Viar itu tahun 2015 kemarin," ujarnya.
Kini Sumiyanto bisa memproduksi Magic Ring hingga 2.000 unit per bulan untuk memenuhi pesanan. Produksi massal dilakukan Sumiyanto di Akademi Teknik Warga (ATW) Sukoharjo karena alat produksi yang harganya sangat mahal.
Harga Magic Ring dipatok cukup terjangkau yaitu Rp 120 ribu hingga Rp 150 ribu sesuai jenis motor dengan ketahanan hingga 5 tahun. Hingga saat ini belum ada pelanggan yang mengeluh setelah motornya dipasang Magic Ring.
"Ini terbuat dari logam dengan formulasi 7 campuran logam. Ini bisa hemat BBM, meningkatkan power, dan luar biasanya bisa mendinginkan mesin sampai 25 derajat celcius," tegas Sumiyanto.
"Yang jadi catatan ini sudah paten, merek terdaftar, sudah teruji, dan material juga teruji UGM," imbuhnya.
Magic Ring buatan Sumiyanto itu bermerek Sumitech dan sudah terjual hingga Malaysia lewat toko online pihak ketiga. Pelanggan juga bisa mencari informasi dengan membuka web Sumitech yaitu www.indosumitech.com.
Sementara itu Kepala Balitban Provinsi Jawa Tengah, Teguh Wynarno mengatakan Sumiyanto merupakan satu dari ratusan penemu asal Jateng. Pihaknya memang memberikan fasilitas bagi para penemu-penemu untuk memperoleh hak paten hingga mempertemukan dengan pembeli atau investor.
"Kita juga ada link and match, seperti Magic Ring ini kita pertemukan dengan Viar. Kami tidak memungut biaya, hanya memfasilitasi," kata Teguh. (alg/rgr)
Komentar Terbanyak
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Sertifikat Kursus Nyetir Jadi Syarat Bikin SIM, Gimana kalau Belajar Sendiri?
Difatwa Haram, Truk Pembawa Sound Horeg Masuk Kategori ODOL?