Adriana Ginanjar, seorang psikolog yang juga pendiri sekolah khusus anak autis mengatakan, masa-masa SMP memang sedang dalam masa perubahan. Siswa SMP ingin lebih dianggap hebat oleh kelompoknya. Hal itu yang mendasari siswa SMP sudah berani membawa motor.
"Anak SMP bawa motor itu bukan ke fungsionalnya. Jadi ke status. Kalau dia punya pacar dan mengajak pacarnya naik motor kan lebih oke," kata Adriana saat dihubungi detikOto, Kamis (23/10/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan dampak negatif yang lebih jauh lagi, kata Adriana, siswa SMP bisa bertindak kriminal. Sebab, anak remaja umumnya ingin tantangan yang lebih. "Bisa ke arah kumpul-kumpul, bahkan bisa bertindak kriminal seperti mencuri makanan di minimarket," katanya.
Kalau sudah begini peran orangtualah yang diandalkan. Memang, jika tidak diberi kesempatan untuk memenuhi keinginannya, anak bisa diam-diam melakukannya. Hal itu akan lebih bahaya lagi.
Adriana menyarankan, jika anak merengek-rengek minta membawa kendaraan, orangtua harus bijak. Sebaiknya orangtua mendampingi anak dalam mengendarai motor maupun mobil.
"Kalaupun dibolehkan ya didampingi. Jangan sampai anaknya rengek-rengek dan orangtua mengiyakan akhirnya nembak SIM," tegas Adriana.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Banyak Beredar di Jalan Raya, Emang Boleh Motor Tak Pakai Pelat Belakang?