Motor Listrik Idealnya Pakai Baterai Swap atau Cas Langsung?

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Jumat, 26 Jan 2024 11:40 WIB
Motor listrik. Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom
Jakarta -

Pengisian daya motor listrik saat ini terbagi atas dua pilihan, yakni swap baterai atau penukaran baterai dan pengecasan langsung. Mana dari keduanya yang lebih ideal diterapkan di Indonesia?

Abdullah Alwi selaku Sekretaris Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) mengatakan, tak ada yang lebih ideal antara baterai swap atau pengecasan langsung. Sebab, keduanya punya kelebihan masing-masing.

Menurut Abdul, pengendara yang punya mobilitas tinggi dan terbiasa bepergian jauh, maka pilih motor listrik dengan baterai swap. Sementara mereka yang hanya bepergian di sekitar rumah, lebih baik pilih motor listrik dengan pengecasan langsung.

"Saya nggak bisa bilang mana yang lebih ideal. Kalau kita bicara soal motor listrik, ada yang swap dan charging. Ini bergantung pada kebutuhan," ujar Abdul saat ditemui di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (25/1).

"Kalau kebutuhannya mungkin di atas 40 km per hari dan nggak mau nunggu ngecas, maka lebih baik swap. Itu biasanya buat mereka yang terbiasa menggunakan motor lebih dari 150 km, kayak ride hiling atau logistik. Tapi kalau di bawah itu, orang prefer ngecas di rumah. Jadi sesuai dengan kebutuhan," tambahnya.

Program Xplore motor listrik di Bisnis Indonesia. Foto: Septian Farhan Nurhuda

Lebih jauh, Abdul menambahkan, populasi motor listrik dengan pengecasan langsung masih lebih banyak dibandingkan motor listrik dengan baterai swap.

"Tetap lebih banyak motor listrik charging ketimbang swap, karena swap itu bisa dihitung jari lah. Hanya saja, soal perbandingannya, saya tidak bisa menebak-nebak. Intinya, charging jauh lebih banyak karena fleksibel," ungkapnya.

Populasi Motor Listrik di Indonesia

Di kesempatan yang sama, Abdul juga mengungkap populasi motor listrik di Indonesia. Meski masih terpaut jauh dari motor bensin, namun peningkatannya cukup signifikan.

"Per bulan ini, sudah ada 75 ribu unit lebih motor listrik yang beredar di Indonesia. Ini meningkat secara signifikan. Padahal, 2020 lalu, jumlahnya masih ratusan unit," ungkapnya.

Abdul mengurai, saat ini sudah ada 19 merek dan 56 tipe motor listrik yang terdaftar di Sisapira. Harapannya, jumlah tersebut terus bertambah hingga akhir tahun.

"Melihat tingginya antusiasme konsumen di Indonesia, dan penjualannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun, saya rasa angkanya akan terus bertambah," kata dia.



Simak Video "Video: Diduga Korsleting, Motor di Jambi Terbakar di Jalan"

(sfn/dry)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork