Pupus Harapan Harga 'Murah' Mobil Hybrid di Indonesia

Pupus Harapan Harga 'Murah' Mobil Hybrid di Indonesia

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 08 Agu 2024 11:09 WIB
Toyota Prius adaha mobil hybrid dari Toyota
Mobil hybrid tidak dapat insentif. (Foto: M Luthfi Andika/detikcom)
Jakarta -

Harapan agar mobil hybrid lebih murah sirna. Pemerintah menegaskan tidak ada insentif untuk mobil berteknologi hybrid. Insentif hanya untuk mobil listrik berbasis baterai.

Mobil hybrid dinilai sebagai salah satu kendaraan ramah lingkungan yang dapat menekan emisi dan konsumsi bahan bakar. Dengan keunggulan tersebut, mobil hybrid diharapkan mendapat insentif juga dari pemerintah seperti mobil listrik.

Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, pemerintah tidak akan mengubah atau menambah kebijakan insentif untuk otomotif. Artinya, tidak ada tambahan aturan insentif untuk kendaraan hybrid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab, dengan kebijakan insentif fiskal yang ada saat ini seperti untuk mobil listrik atau electric vehicle (EV), penjualan mobil disebut masih bagus. Penjualan mobil hybrid pun dianggap lebih baik dibanding mobil listrik.

"Tentu kalau untuk otomotif, kebijakan sudah dikeluarkan, jadi tidak ada kebijakan perubahan/tambahan lain," kata Airlangga saat konferensi pers penyampaian pertumbuhan ekonomi kuartal 2 2024 belum lama ini.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, mobil hybrid tanpa diberikan insentif angka penjualannya sudah bagus. Bahkan, kata Airlangga, penjualan mobil hybrid dua kali lipat lebih banyak dibanding mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV).

"Kalau kita lihat penjualan mobil hybrid itu hampir 2 kali daripada BEV. Jadi sebetulnya produk hybrid itu sudah berjalan dengan mekanisme yang ada sekarang," ujar Airlangga.

Lebih lanjut, pemerintah lebih memilih menggenjot industri kendaraan listrik. "Tentu kita mendorong bahwa electric vehicle ini yang harus kita dorong lebih cepat lagi. Kemarin dari pameran otomotif hasilnya relatif bagus untuk mendorong penjualan," ujarnya.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan keputusan pemerintah itu harus diterima oleh anggota Gaikindo. Para agen pemegang merek (APM), menurut Jongkie harus mencari cara agar tetap dapat menggenjot penjualan.

"Ya harus diterima dan para APM harus cari upaya lain untuk dapat meningkatkan angka penjualan," sebut Jongkie kepada detikOto, Rabu (7/8/2024).

Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy, mengatakan pihaknya juga menghormati keputusan pemerintah terkait batalnya insentif untuk mobil hybrid. Anton menganggap, selain mobil listrik, mobil hybrid juga dapat menekan emisi.

"Sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk mendukung perkembangan industri otomotif Indonesia, Toyota menghormati keputusan pemerintah dan terus berkomunikasi secara konstruktif dengan pihak berwenang, terkait kebijakan maupun regulasi yang ada. Tentu regulasi sifatnya dinamis tergantung situasi dan kondisi terbaru," kata Anton kepada detikOto, Rabu (7/8/2024).

Menurutnya, komposisi kendaraan elektrifikasi secara total yang terdiri dari mobil hybrid, plug-in hybrid dan mobil listrik masih di bawah 10 persen dari total penjualan kendaraan di Indonesia. Hal ini menunjukkan banyaknya ruang perkembangan penetrasi kendaraan berteknologi elektrifikasi ke masyarakat, salah satunya mobil hybrid.

"Ketersediaan ragam teknologi elektrifikasi yang tersedia rasanya akan bisa membantu mengakselerasi perkembangan dan adopsinya di Indonesia, memungkinkan kontribusi pengurangan emisi lebih besar. Jadi, melihat opportunity yang ada saat ini kami berharap pemerintah dapat mendukung semua teknologi yang berkontribusi pada pengurangan emisi untuk mencapai netralitas karbon," ucap Anton.

Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy mengatakan pihaknya percaya kebijakan yang diambil pemerintah telah dipertimbangkan secara matang. Meski begitu, Billy menilai jika mobil hybrid diberikan insentif maka bisa menggenjot industri otomotif.

"Pada dasarnya kami percaya bahwa setiap kebijakan pemerintah pasti telah mempertimbangkan berbagai aspek untuk mendukung ekonomi dan pertumbuhan industri ya," kata Billy kepada detikOto, Rabu (7/8/2024).

"Kami telah memiliki strategi untuk pengenalan hybrid berdasarkan regulasi yang ada saat ini, meskipun kami percaya bahwa pemberian insentif memang berpotensi semakin menumbuhkan permintaan konsumen dan berdampak positif terhadap pasar otomotif secara keseluruhan," sambungnya.




(rgr/dry)

Hide Ads