Mobil Hybrid Tak Dapat Insentif, Padahal Punya Peran Tekan Emisi Juga

Mobil Hybrid Tak Dapat Insentif, Padahal Punya Peran Tekan Emisi Juga

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 07 Agu 2024 17:35 WIB
Mobil hybrid Toyota
Mobil hybrid Toyota (Foto: PT TMMIN)
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tidak memberikan insentif untuk mobil hybrid. Di sisi lain, mobil hybrid juga dapat menekan emisi gas buang kendaraan.

Airlangga mengatakan pemerintah tidak akan mengubah atau menambah kebijakan insentif untuk otomotif. Sebab, dengan kebijakan insentif fiskal yang ada saat ini seperti untuk mobil listrik atau electric vehicle (EV), penjualan mobil disebut masih bagus. Begitu pun penjualan mobil hybrid.

"Tentu kalau untuk otomotif, kebijakan sudah dikeluarkan, jadi tidak ada kebijakan perubahan/tambahan lain," kata Airlangga saat konferensi pers penyampaian pertumbuhan ekonomi kuartal 2 2024 belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita lihat penjualan mobil hybrid itu hampir 2 kali daripada BEV. Jadi sebetulnya produk hybrid itu sudah berjalan dengan mekanisme yang ada sekarang," ujar Airlangga.

Lebih lanjut, pemerintah lebih memilih menggenjot industri kendaraan listrik. "Tentu kita mendorong bahwa electric vehicle ini yang harus kita dorong lebih cepat lagi. Kemarin dari pameran otomotif hasilnya relatif bagus untuk mendorong penjualan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy, mengatakan pihaknya menghormati keputusan pemerintah terkait batalnya insentif untuk mobil hybrid. Anton menganggap, selain mobil listrik, mobil hybrid juga dapat menekan emisi.

"Sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk mendukung perkembangan industri otomotif Indonesia, Toyota menghormati keputusan pemerintah dan terus berkomunikasi secara konstruktif dengan pihak berwenang, terkait kebijakan maupun regulasi yang ada. Tentu regulasi sifatnya dinamis tergantung situasi dan kondisi terbaru," kata Anton kepada detikOto, Rabu (7/8/2024).

Kata Anton, komposisi kendaraan elektrifikasi secara total yang terdiri dari mobil hybrid, plug-in hybrid dan mobil listrik masih di bawah 10 persen dari total penjualan kendaraan di Indonesia. Hal ini menunjukkan banyaknya ruang perkembangan penetrasi kendaraan berteknologi elektrifikasi ke masyarakat, salah satunya mobil hybrid.

"Ketersediaan ragam teknologi elektrifikasi yang tersedia rasanya akan bisa membantu mengakselerasi perkembangan dan adopsinya di Indonesia, memungkinkan kontribusi pengurangan emisi lebih besar. Jadi, melihat opportunity yang ada saat ini kami berharap pemerintah dapat mendukung semua teknologi yang berkontribusi pada pengurangan emisi untuk mencapai netralitas karbon," ucap Anton.




(rgr/din)

Hide Ads