Industri otomotif berharap adanya tambahan insentif dari pemerintah saat penjualan tengah lesu. Mobil hybrid yang lebih ramah lingkungan dibanding mobil konvensional juga diharapkan dapat insentif.
Namun, untuk saat ini insentif di sektor otomotif baru untuk mobil listrik. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tidak akan mengubah atau menambah kebijakan insentif untuk otomotif. Sebab, dengan kebijakan insentif fiskal yang ada saat ini seperti untuk mobil listrik atau electric vehicle (EV), penjualan mobil disebut masih bagus termasuk mobil hybrid.
"Tentu kalau untuk otomotif kebijakan sudah dikeluarkan, jadi tidak ada kebijakan perubahan atau tambahan lain," kata Airlangga dikutip CNBC Indonesia.
Insentif fiskal untuk mobil konvensional pun tidak akan diberikan. Sebab, pemerintah menganggap penjualan mobil di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) sudah terbilang baik dan naik dibanding tahun lalu.
"PPnBM DTP kan kemarin sudah diputuskan tidak, karena dari hasil yang kemarin, walaupun kuartal I agak menurun, tapi di hasil GIIAS kemarin kan cukup bagus untuk hybrid, semuanya," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso.
Menurutnya, Gaikindo memang telah meminta agar ada insentif fiskal Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk penjualan mobil konvensional seperti saat pandemi COVID-19. Soalnya, penjualan mobil sempat anjlok pada semester I tahun 2024.
Meski begitu, Susiwijono menegaskan, berdasarkan hasil evaluasi, sudah ada peningkatan penjualan mobil.
"Kan sudah ada surat Gaikindo, sedang kita teliti suratnya. Tapi kan dari hasil kemarin menyampaikan terutama yang hybrid sudah mulai cukup bagus. Tapi ini kan tetap dievaluasi," tuturnya.
Simak Video "Lihat Langsung Suzuki Fronx: Gaya ala SUV Coupe, Sudah Hybrid!"
(rgr/din)