Bos besar Toyota yang kini menjabat sebagai chairman Toyota Motor Corporation, Akio Toyoda, menyampaikan permintaan maafnya terkait skandal manipulasi yang melanda grup Toyota. Dari investigasinya, manipulasi itu sudah dilakukan sejak lama. Bahkan sejak Akio Toyoda masih menjabat sebagai Presiden dan CEO TMC.
Pada 2022, terungkap Hino memanipulasi data uji emisi mesinnya. Pihak Hino mengungkapkan kesalahan ini terjadi pada salah satu pabrik Hino di Jepang, di mana pabrik tersebut menjalankan serangkaian tes mesin. Pada salah satu bagian mesin, sistem pembuangannya diganti selama masa pengujian agar mendapatkan hasil baik dan lolos uji emisi.
Daihatsu yang juga berada di bawah naungan Grup Toyota mengumumkan adanya manipulasi saat uji tabrak pada model Perodua Axia dan Yaris Ativ. Menyusul setelahnya ditemukan juga manipulasi uji tabrakan pada Toyota Raize dan Daihatsu Rocky di Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desember 2023, Daihatsu kembali mengumumkan adanya penyimpangan prosedur pada pengujian mobilnya. Dari hasil investigasi tersebut ditemukan ada penyimpangan dalam 174 item dalam 25 kategori pengujian. Sebelumnya telah ditemukan ketidakberesan pada lapisan pintu dan uji tabrakan samping. Mobil-mobil Toyota pun terdampak dari temuan itu. Bahkan dari hasil investigasi itu, pemerintah Jepang juga mencabut izin sertifikasi dari Gran Max, Mazda Bongo, dan Toyota Town Ace.
Terbaru, Toyota juga mengumumkan adanya manipulasi saat tes mesin diesel. Penyelidikan menemukan bahwa kejanggalan terjadi selama pengujian output horsepower untuk sertifikasi tiga model mesin diesel. Selama pengujian sertifikasi, kinerja output horsepower mesin diukur menggunakan ECU dengan perangkat lunak yang berbeda dari yang digunakan untuk produksi massal sehingga hasilnya dapat diukur untuk membuat nilai tampak lebih halus dengan variasi yang lebih sedikit.
Ketika ditanya mengapa ia gagal mengidentifikasi penyimpangan yang dilakukan oleh grup perusahaan saat ia menjadi Presiden Toyota, Toyoda mengatakan ia terlalu sibuk mengelola Toyota sendiri.
"Bagaimanapun, kami adalah perusahaan yang berbeda. Meskipun kita mungkin memiliki ikatan modal, itu tidak cukup untuk benar-benar memahami sejarah antara perusahaan dan hubungan tersebut," kata Toyoda dikutip Japan Times.
Toyoda menegaskan, pihaknya akan melakukan transformasi pada perusahaannya. Toyoda yang akan langsung memimpinnya.
Salah satu langkah menuju reformasi adalah mengatasi hierarki dalam grup tersebut, menurut ketuanya. Toyoda meminta anggotanya untuk mengambil bagian berbeda dalam pengembangan produk atau mengirimkan eksekutif untuk mengisi posisi manajemen.
"Perusahaan-perusahaan anggota grup mempunyai akar yang sama, namun telah tumbuh menjadi perusahaan-perusahaan besar dengan nilai-nilai yang berbeda. Kami berinteraksi lebih banyak untuk urusan operasional dan tidak begitu banyak dalam hal manajemen," kata Toyoda dikutip Asia Nikkei.
Ia berharap dapat menciptakan lingkungan yang membuat anggotanya dapat berbicara secara normal, bukan dari posisi di atas atau di bawah. Toyoda, yang merupakan bagian dari keluarga pendiri perusahaan, juga ingin berperan sebagai penasihat bagi manajemen saat ini, yang ia harap akan didorong oleh pembelajaran dan pemecahan masalah serta secara sukarela bekerja untuk menghasilkan produk yang lebih baik.
Toyoda juga mengatakan dia akan menghadiri rapat umum tahunan semua afiliasinya pada bulan Juni mendatang untuk melihat grup tersebut dari sudut pandang pemangku kepentingan.
(rgr/dry)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP