Setelah Hino dan Daihatsu, Toyota juga mengumumkan adanya penyimpangan prosedur saat pengetesan. Lalu akankah ada skandal lain yang bakal menyusul?
Grup Toyota tengah dihantam skandal manipulasi saat melakukan pengetesan mobil dua tahun belakangan. Sekadar mengingatkan pada tahun 2022, Hino kedapatan memanipulasi data uji emisi mesinnya. Pihak Hino mengungkapkan kesalahan ini terjadi pada salah satu pabrik Hino di Jepang, di mana pabrik tersebut menjalankan serangkaian tes mesin. Pada salah satu bagian mesin, sistem pembuangannya diganti selama masa pengujian agar mendapatkan hasil baik dan lolos uji emisi.
Hino akhirnya memutuskan membentuk tim internal untuk menyelidiki kemungkinan adanya pemalsuan saat pengujian emisi kendaraan. Kasus ini bahkan sudah terjadi sejak 2018, di mana sejumlah truk yang dikirim ke Amerika Serikat mengalami kendala sebab ditemukan hasil emisi yang tidak sesuai dengan regulasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak berhenti sampai di situ, pada tahun 2023, Daihatsu yang juga berada di bawah naungan Grup Toyota mengumumkan adanya manipulasi saat uji tabrak pada model Perodua Axia dan Yaris Ativ. Menyusul setelahnya ditemukan juga manipulasi uji tabrkan pada Toyota Raize dan Daihatsu Rocky di Jepang.
Kasus ini melibatkan total 78.440 unit mobil Daihatsu dan Toyota. Rinciannya antara lain 22.329 unit Daihatsu Rocky Hybrid dan 56.111 unit Toyota Raize Hybrid yang dijual sejak November 2021.
Cara Daihatsu melakukan manipulasi uji tabrak tiang Daihatsu Rocky dan Toyota Raize adalah dalam penyampaian datanya. Dalam pengujian ini, uji tabrak kiri dan kanan harus dilakukan, dan data pengujian wajib diserahkan.
Daihatsu telah melakukan uji tabrak tiang sisi kiri kendaraan dengan baik dan disaksikan oleh beberapa saksi. Namun, untuk uji tabrak tiang sisi kanan mobil atau tepatnya sisi pengemudi, Daihatsu malah mengirimkan hasil uji sisi kiri, bukan data hasil uji tabrak sisi kanan.
Tak berhenti sampai di situ, pada Desember 2023, Daihatsu kembali mengumumkan adanya penyimpangan prosedur pada pengujian mobilnya. Daihatsu telah menerima hasil investigasi dari komite independen yang diketuai oleh Makoto Kaiami terkait penyimpangan prosedur yang kemudian dilaporkan Toyota Motor Corporation. Dari hasil investigasi tersebut ditemukan ada penyimpangan dalam 174 item dalam 25 kategori pengujian. Sebelumnya telah ditemukan ketidakberesan pada lapisan pintu dan uji tabrakan samping. Mobil-mobil Toyota pun terdampak dari temuan itu.
Bahkan dari hasil investigasi itu, pemerintah Jepang juga mencabut izin sertifikasi dari Gran Max, Mazda Bongo, dan Toyota Town Ace. Terbaru, Toyota juga mengumumkan adanya manipulasi saat tes mesin diesel. Toyota Industries Corporation (TICO) mengumumkan kepada Toyota Motor Corporation (TMC) bahwa ada laporan dari komite investigasi terkait potensi penyimpangan peraturan sertifikasi. Kali ini diduga ada penyimpangan prosedur terkait pengujian mesin diesel.
TICO telah ditugaskan oleh TMC untuk mengembangkan mesin diesel di beberapa mobil Toyota. Komite investigasi khusus ditugaskan untuk untuk menyelidiki potensi penyimpangan peraturan sertifikasi terkait dengan sertifikasi emisi domestik yang tidak tepat pada mesin forklift dan mesin konstruksi.
Setidaknya sembilan model kendaraan menggunakan mesin yang terkena dampak ini. Salah satunya adalah mesin 1GD yang terpasang di Toyota Fortuner buatan Indonesia.
Terkait rentetan skandal yang menimpa Toyota Group, Toyota Motor Corporation Chairman of the Board Director Akio Toyoda ditanya apa ke depannya akan ada skandal lagi yang bakal diumumkan? Namun dengan tegas Toyoda menjawab tidak ada.
"Apakah akan ada lagi pelanggaran, jawabannya tidak ada," tegas Toyoda saat sesi konferensi pers Toyota Group Vision yang disiarkan di Youtube Toyota Motor Corporation.
Adapun Toyoda menjelaskan bahwa membutuhkan waktu untuk bisa menemukan manipulasi yang dilakukan pada sebuah pengujian. Kalaupun bisa diketahui dari awal, Toyoda menyebut akan mengumumkan ke publik lebih cepat.
"Jika saya tahu ada fenomena ini dari awal saya akan mengumumkannya lebih awal karena saya bertanggung jawab atas hal itu dan saya bisa melakukan itu. Saat saya datang ke kongres 14 tahun lalu saya saat itu adalah presiden Toyota dan pada saat itu, butuh waktu 3 bulan bagi saya tahu segala hal sekalipun saat itu saya presiden," tutur Toyoda.
Adapun atas rentetan skandal manipulasi itu, khususnya yang dilakukan Toyota, Toyoda meminta maaf kepada seluruh pihak yang merasakan imbasnya. Ke depan, pihaknya bakal melakukan revitalisasi meski belum diumumkan lebih lanjut strateginya.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP