.webp)
Mobil listrik saat ini sudah mulai banyak beredar. Untuk menunjang kenyamanan penggunanya, telah dibangun beberapa fasilitas fast charging bahkan sampai ultrafast charging. Namun ternyata sering-sering menggunakan pengisian cepat ini tidak direkomendasikan.
Head of Before Service Department PT Hyundai Motors Indonesia Putra Samiaji mengatakan sejak pertama kali meluncurkan mobil listrik pihaknya tidak menyarankan pemakaian fast charging sebagai kebiasaan sehari-hari. Menurutnya, Hyundai punya kampanye "home is your charging station".
"Jadi lebih baik sehari-hari itu di rumah pakai (charger) AC (alternating current), slow charging," kata Putra kepada detikcom di Yogyakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putra bilang, fast charging bisa dimanfaatkan ketika melakukan perjalanan jarak tempuhnya tidak sampai. Jadi, penggunaan fast charging masuk dalam rencana perjalanan, bukan kebutuhan sehari-hari.
"Misalnya jarak tempuhnya 400 km, Anda mau jalan 600 km, okelah pakai fast charging. Tapi kalau sehari-hari di dalam kota misalnya, paling (terpakai) cuma 10-20 persen, sampai rumah cas lagi besoknya udah penuh lagi," sebut Putra.
Putra mengatakan mengisi ulang baterai di rumah selama semalaman tanpa dicabut pun tak masalah. Sebab, sistemnya sudah terdapat otomatis pemutus arus ketika baterai penuh.
Adapun alasan mengapa fast charging tidak disarankan digunakan terlalu sering karena menurut Putra daya tahan baterainya bisa berkurang dibanding penggunaan slow charging.
"Ya karena panas juga bisa. Karena DC (direct current) langsung ke baterai kan. Kalau AC lewat on board charging juga kan supaya nggak langsung dan dayanya juga nggak besar," katanya.
(rgr/dry)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?