Keberadaan platform jual-beli mobil bekas online seharusnya memudahkan konsumen yang hendak mencari dan membeli kendaraan seken. Namun, faktanya, tak semua konsumen mau melakukan transaksi penuh secara online. Mereka harus lebih dulu melihat, menyentuh dan menjajal langsung unitnya.
Presiden Direktur PT Astra Digital Mobil (Mobbi), Naga Sujady secara tak langsung membenarkan, mayoritas masyarakat Indonesia memang belum siap membeli kendaraan bekas secara daring. Menurutnya, mereka harus mengemudikan unitnya lebih dulu.
"Kebiasaan konsumen dalam membeli mobil baru atau bekas masih mengharuskan test drive (menjajalnya langsung). Tapi, hal itu pun kami anjurkan supaya bisa merasakan langsung mobil yang akan dibeli," ujar Naga saat menjawab pertanyaan detikOto, dikutip Jumat (24/3).
Meski demikian, Naga menjelaskan, platform jual-beli kendaraan bekas tetap diperlukan untuk memudahkan konsumen mencari informasi seputar produk yang hendak dibeli. Nah, soal skema transaksi, itu tergantung keputusan masing-masing mereka.
"Pada dasarnya, layanan transaksi jual-beli mobil bekas secara digital memiliki tujuan untuk mempercepat dan mempermudah konsumen untuk mendapat informasi seakurat mungkin mengenai unit mobil yang tengah diincar," ungkapnya.
Senada dengan Naga Sujady, Direktur Carsome Certified Lab, Eka Sukmansyah menegaskan, meski banyak e-commerce yang menawarkan mobil bekas online, namun masih ada sejumlah kalangan yang memilih membelinya secara konvensional.
"Umumnya kalau saya lihat sih, mereka datang dulu, kemudian melihat dan menyentuhnya, baru melakukan pembelian. Tapi, ada beberapa orang juga yang cukup by phone dari luar kota, eh mau beli mobil yang ini ya. Kita langsung kirim," kata Eka saat ditemui belum lama ini.
Menurut Eka, butuh waktu lama sampai konsumen mobil bekas di Indonesia mau beralih sepenuhnya ke transaksi digital.
Simak Video "Tips Anti Ketipu Beli Mobil Bekas Ala Inspector Mobil"
(sfn/dry)