Kalau Cuma buat Tekan Emisi, Mobil Hybrid Juga Sudah Bagus

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 02 Des 2022 10:10 WIB
Mobil hybrid bisa menekan emisi CO2 (Foto: M Luthfi Andika/detikcom)
Jakarta -

Indonesia saat ini tengah menargetkan net zero emission pada 2060. Teknologi kendaraan bermotor pun diharapkan lebih bersih. Salah satunya adopsi kendaraan listrik.

Saat ini, kendaraan elektrifikasi tidak hanya berupa mobil listrik berbasis baterai. Ada juga teknologi mobil hybrid dan plug-in hybrid.

Enam perguruan tinggi di Indonesia telah melakukan studi terhadap ketiga teknologi kendaraan elektrifikasi itu. Menurut Peneliti Senior dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi, kendaraan hybrid sampai listrik berhasil menekan konsumsi bahan bakar fosil.

"Bukti yang sudah dilakukan oleh 6 universitas dengan bantuan Kementerian Perindustrian dan Toyota, melakukan real driving experience. Kami melakukan di 6 area test real driving selama 3 bulan. Hasilnya kalau dari fuel reduction (pengurangan konsumsi BBM), hybrid 49%, Plug-in hybrid 74%, kalau BEV (mobil listrik murni berbasis baterai otomatis 100% nggak pakai BBM," jelas Agus di acara 'Seminar Nasional: 100 Tahun Industri Otomotif Indonesia, Strategi Transisi pengembangan Teknologi Elektrifikasi dan Manajemen Unit In Operation Menuju Net Zero Emission di Indonesia', Kamis (1/12/2022).

Namun, lanjut Agus, dalam hal penekanan emisi, kendaraan hybrid juga sudah bagus. Terlebih, teknologi mobil listrik juga masih menimbulkan emisi karena sumber listriknya masih menggunakan energi fosil.

"In term of emisi, emisinya tidak linear. Begitu kita menggunakan BEV kalau yang tadinya 0 BBM, emisinya masih turun cuma 67%. Kenapa, karena energi kita masih didominasi oleh fuel," ucap Agus.

Pengujian itu berdasarkan asumsi kendaraan digunakan sejauh 12.000 km selama setahun. Hasilnya, mobil hybrid bisa menekan konsumsi bahan bakar 49%, plug-in hybrid 74% dan mobil listrik 100%.

Tapi, dalam hal emisi, mobil hybrid bisa menekan gas CO2 sebesar 49%, plug-iun hybrid 58%, dan mobil listrik murni 67%. Artinya, masih ada emisi CO2 yang dihasilkan dari ketiga kendaraan elektrifikasi itu.

"Jadi, artinya yang urgent di depan menangani BBM, hybrid itu cukup dan penekanan emisinya," kata Agus.



Simak Video "Video: Hankook Sebut Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia Maju Pesat"

(rgr/din)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork